INSIDEFLORES.ID- Ketua Program Studi Doktor, Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan, Fisipol UGM, Prof. Janianton mengatakan Community Based Tourism (CBT) dan Desa Wisata mengedepankan konsep berkelanjutan dengan fokus pada pengelolaan dan pelibatan masyarakat lokal.

Janianton menegaskan ini dalam Floratama Learning Center: Tourism and Hospitality Knowledge Management (THKM), Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores  (BPOLBF) yang bertajuk Community Based Tourism (CBT) dan Desa Wisata , Selasa 2 April 2024.

Janianton lebih lanjut mengatakan Community Based Tourism merupakan aktivitas pariwisata yang dikelola dengan mempertimbangkan keberlanjutan ekologi, ekonomi, sosial dan budaya.

“Pengelolaan dan penguasaan aset dalam CBT ini dilakukan oleh masyarakat setempat dan terutama untuk kepentingaan masyarakat itu sendiri dengan maksud agar wisatawan mampu meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang cara hidup masyarakat setempat. Hal ini juga merupakan sifat dasar dalam pengelolaan desa wisata” jelasnya.

Ia menjelaskan bahwa dalam implementasinya, CBT dan pengembangan Desa Wisata mengutamakan proses, menggunakan sumber daya dan bahan baku lokal, mengoptimalkan keuntungan bagi masyarakat melalui kemitraan stakeholders.

Kata Janianton CBT juga mendukung dan melindungi hak-hak masyarakat lokal dengan praktik tata kelola yg baik seperti bertanggungjawab, transparan, terbuka, dan adil dalam pengelolaan sumber daya pariwisata.

Pengelolaan Desa Wisata

Janianton menyebut 4 unsur pokok dalam pengelolaan desa wisata, yakni sumber daya alam dan budaya, kelembagaan lokal, manajemen, dan pembelajaran. Sumber daya alam dan budaya berupa atraksi, amenitas, aksesibilitas, dan anciliary atau pendukung.

Kelembagaan lokal berupa norma dan kesadaran bersama, manajemen, di mana masyarakat memiliki aturan dan hukum untuk pengelolaan lingkungan, budaya, dan pariwisata.

Sedangkan pembelajaran, di mana masyarakat berbagi pengalaman dengan wisatawan, saling belajar dan membangun pemahaman tentang perbedaan cara hidup.

Sementara Plt. Direktur Utama BPOLBF, Frans Teguh mengatakan desa wisata merupakan salah satu kekuatan dalam pariwisata sehingga diperlukan penataan dalam upaya mewujudkan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan.

“Pedesaan merupakan salah satu letak kekuatan dalam pariwisata sehingga memang ada beberapa hal perlu diperhatikan dalam pengembangan desa wisata ini terutama melalui pengembangan berbasis CBT” kata Frans.

Frans menegaskan konsep dasar CBT adalah pengelolaan yang berkualitas dan berkelanjutan dan ini tentunya sangat sesuai dengan visi pengembangan pariwisata berkelanjutan saat ini.

Pengemasan desa wisata menurut Frans harus inovatif, adaptif, dan kolaboratif dengan tetap mempertahankan lokalitas dan keunikan dari desa itu sendiri. ***

 

Editor : Chellz