LABUAN BAJO, insideflores.id–
Dalam upayanya menjalankan Fungsi Penguatan Konservasi di Taman Nasional Komodo, khususnya Pulau Padar, Pulau Komodo serta kawasan perairan sekitar berjalan dengan baik, PT Flobamor menyediakan Aplikasi digital dengan nama “INISA”. Aplikasi ini sebagai digitalisasi management yang akan mengakomodir pelaku pariwisata yang ada di Labuan Bajo, Manggarai Barat.

Hal itu dijelaskan oleh Direktur Operasional PT Flobamor, Abner E. R. Ataupah per telepon Senin (12/9/2022). Keberadaan aplikasi “INISA” merupakan program digitalisasi management untuk mengontrol kualitas standar pelayanan jasa wisata ataupun produk UMKM pelaku wisata. Peran PT Flobamor dalam aplikasi ini sebagai penyedia sistem dan pengelola sistem.

BACA JUGA: Politeknik eLBajo Commodus Gelar Wisuda Bagi 56 Mahasiswa

“Nah aplikasi tersebut hanya seperti lapak. Lapak itu didalamnya ada macam macam, mulai dari pembayaran pajak, BPJS, tiket travel, hotel dan ada taksi juga, lalu ada program Wildlife Komodo ini, tempat kontribusi konservasi. Jadi semuanya ada didalam dan harus terdaftar agar kita bisa mengontrol kualitas,” pungkasnya.

Ia mencontohkan jasa transportasi yang telah mendaftar pada aplikasi “INISA” tentu harus memiliki STNK dan BPKB kendaraan. Selain itu standarisasi pelayanan yang berkualitas juga menjadi hal utama yang harus dimiliki.

Keberadaan Program Wildlife Komodo dalam Aplikasi INI SA jelas Abner juga merupakan salah satu upaya memaksimalkan peran Tour Agent dan Tour Operator (TA/TO) dalam usaha penjualan paket wisata di Pulau Komodo dan Pulau Padar.

BACA JUGA: PT Flobamor Bekerjasama BTNK Kelola Pariwisata Taman Nasional Komodo

Kehadiran sistem aplikasi ini jelasnya selain turut meminimalisir ruang gerak TA/TO luar Labuan Bajo yang ikut berperan penuh dalam bisnis jasa wisata Taman Nasional Komodo. Selain itu juga akan memberikan nilai tambah dalam bentuk sistem komisi bagi TA/TO yang telah melakukan pembelian paket kontribusi.

Selain itu, kehadiran TA/TO luar yang tidak mengantongi ijin dari Pemkab Manggarai Barat, sering menimbulkan dampak negatif bagi pariwisata Labuan Bajo. Itu menjadi pertimbangan tersendiri untuk membatasi ruang gerak TA/TO yang tidak mengantongi ijin tersebut.

“Hal lain ialah, kita mengunci agar TA/TO dari luar misalnya dari Bali, Jakarta, NTB, itu tidak bisa membeli paket kontributor ini langsung ke PT Flobamor. Dia harus membelinya ke mitra – mitra PT Flobamor yaitu TA/TO lokal yang mempunyai ijin di Manggarai Barat,” tambahnya.

BACA JUGA: Kemenparekraf Gelar Coaching Clinic KUR Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Labuan Bajo

Abner mencontohkan jika ada agent yang mau bawa kapal Cruise dari Bali misalnya dan ingin berkunjung ke Pulau Komodo, mereka harus membeli paket kontribusi untuk bisa turun di Pulau Komodo. Mereka tidak bisa langsung beli ke Flobamor, dia harus belinya melalui travel agent lokal.

“nah itu urusan bisnis to bisnis, kita tidak dilibatkan harganya berapa, fee berapa.? yang kita bisa pastikan adalah setiap kontributor yang terjual atau paket kontribusi yang terjual kita ada fee 3 persen untuk TA/TO dari 15 juta per empat orang itu.” Jelasnya.

Adapun sistem pembelian paket kontribusi dalam program Wildlife Komodo melalui aplikasi “INISA” nantinya harus dilakukan oleh mitra mitra Flobamor yakni TA/TO yang telah terdaftar atau bekerjasama dengan PT Flobamor.

Setiap wisatawan yang ingin membeli paket kontribusi ini harus melakukan pembelian melalui TA/TO yang telah bekerjasama dengan PT Flobamor.

“Jadi contoh pengunjung itu kan tidak mungkin dia beli paket sendiri di INI SA. Karena yang mengatur itu Itinerary (jadwal) itu kan travel agen, jadi dia tetap membelinya lewat travel agent. Travel agent yang urusan dengan Flobamor di aplikasi INI SA.” Tutur Abner.

Untuk itu Ia menyebutkan bahwa PT Flobamor akan berusaha mengakomodir semua pelaku wisata untuk turut ambil bagian dalam program kontribusi konservasi ini sehingga dapat memberikan nilai tambah yang berujung pada peningkatan ekonomi para pelaku wisata di Kabupaten Manggarai Barat.

“Kalau Teknisnya sejauh ini kami berusaha untuk mengakomodir semuanya, nanti kalau dalam perjalanan ada keterbatasan keterbatasan yah kita belum melihatnya sekarang. Tetapi sekarang ini kami merangkul semuanya bahkan kita berusaha semaksimal mungkin untuk apa yang terjadi sekarang di lapangan ya itulah yang kita pertahankan, mungkin standarnya kita naikan tapi teknis di lapangan apa yang terjadi di lapangan ya itu saja yang kita pertahankan,” ucapnya.

Abner menambahkan, kehadiran PT Flobamor untuk turut ikut mengelola jasa wisata di Pulau Komodo, Pulau Padar dan perairan sekitar diharapkan tidak dianggap sebagai upaya memonopoli pariwisata di Labuan Bajo. (Milano**)