INSIDEFLORES.ID– Bandar Udara Komodo Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), ditutup sementara imbas erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur. Penutupan tersebut mengakibatkan usaha wisata di Labuan Bajo terganggu.

Plt Direktur Badan Pelaksana Otoritas Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Fransiskus Teguh, membenarkan penutupan Bandara Komodo cukup mempengaruhi wisatawan tidak bisa keluar dari Labuan Bajo.

“Dukungan dan koordinasi seluruh stakeholder mulai dari KSOP, Pelni, ASDP, Dharma Lautan Utama, dan speedboat membantu proses evakuasi wisatawan untuk bisa keluar dari Labuan Bajo,” jelas Fransiskus, Rabu (13/11).

BPOLBF merilis sejak ditutupnya Bandara Komodo, hotel-hotel di Labuan Bajo mengalami pembatalan pesanan kamar berkisar 77-606 room per-malam akibat dampak erupsi.

“Hotel-hotel juga tidak mengalami kenaikan harga, beberapa hotel bahkan memberikan special rate bagi para wisatawan terdampak seperti diskon hingga 30%,” jelas Fransiskus.

Fransiskus menambahkan BPOLBF sendiri saat ini telah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk merumuskan solusi terbaik, termasuk langkah-langkah mitigasi yang akan membantu meminimalisir dampak ekonomi bagi pelaku usaha pariwisata dan memastikan kesiapan sektor ini untuk menyambut kembali wisatawan dengan aman.

“Kita semua tentu berharap kondisi segera pulih dan aktivitas wisata dapat berjalan kembali dan bersama-sama bisa membangun kembali kepercayaan wisatawan untuk datang berkunjung ke Labuan Bajo Flores,” ungkapnya.

“Keprihatinan dan duka yang mendalam akan terjadinya bencana. Semoga upaya penyelamatan korban dapat segera dilakukan dengan dukungan kerjasama semua pihak. Mari kita jalin solidaritas melalui aksi kemanusiaan dan upaya tanggap darurat dan pemulihan,” tambah Fransiskus.

Hotel Merugi

Marcomm dan PR Manager Meruorah Komodo Labuan Bajo, Indira Puliraja, mengatakan penutupan Bandara Komodo sangat berdampak pada operasional hotel.

“Dampaknya terlihat dari penurunan jumlah tamu yang menginap dan gangguan dalam pemesanan kamar yang sudah terjadwal,” kata Indira, Rabu (13/11).

Indira menjelaskan lebih dari 200 room nights Hotel Meurorah Komodo yang terpaksa dibatalkan dengan kerugian pendapatan mencapai lebih dari Rp1,4 miliar.

Selain itu, kata Indira, tidak sedikit tamu terpaksa tertahan di hotel itu akibat ketiadaan penerbangan.

“Kami memberikan mereka special rate sebagai bentuk kompensasi dalam kondisi force majeure ini. Selain itu, kami juga menawarkan alternatif transportasi melalui jalur laut bagi tamu yang ingin segera meninggalkan Labuan Bajo,” ungkapnya. ***

 

Editor : Chellz