LABUAN BAJO | Insideflores.id |
Maria Yosefina Imelda (36) terpaksa menumpang keranda kayu seadanya menuju Puskesmas Werang, ibukota Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Ibu rumah tangga dari kampung Lamung, Desa Golo Ndaring ini membutuhkan pertolongan medis karena menderita hipertensi usai melahirkan anak keempat, pada Selasa (1/11/2022) malam pukul 23.00 Wita.
Bayi meninggal dunia
Kepala Desa Golo Ndaring, Benediktus Alfian Wanggur menjelaskan, proses persalinan ibu Maria Yosefina Imelda berujung duka. Bayi perempuannya lahir prematur dengan kondisi meninggal dunia.
BACA JUGA: Progres 2,5 KM Hotmix Jalan Bambor-Werang, Sisanya Sedang Dikebut
“Ibu Maria melahirkan di rumahnya di kampung Lamung pada Selasa malam pukul 23.00 Wita. Usia kandungannya baru 7 bulan, bayi jenis kelamin perempuan lahir prematur. Ketika melahirkan, bayinya tidak selamat,” jelas Tus Datut.
Ia menambahkan, pasien kini sedang dalam perawatan intensif di Puskesmas Werang.
BACA JUGA: Optimalisasi Pengamanan Pariwisata Super Prioritas, Kapolda NTT Resmikan Sat Polairud di Labuan Bajo
“Sekarang ibunya masih dirawat di Puskesmas Werang,” kata Kades Tus Datut.
Suami pasien, Leonardo Agung Harianto membenarkan istrinya bersalin di kampung Lamung. Sebelum melahirkan, istrinya kerap kali menjalani pemeriksaan medis di Puskesmas Werang.
“Melahirkan di rumah pada jam 11 malam. Bayi perempuan tidak selamat. Istri saya menderita darah tinggi dan sekarang sedang dalam perawatan medis di Puskesmas Werang” terang Leo Agung Harianto, Kamis (3/11/2022) pagi.
Jalan sangat buruk
Istri bapak Leo Agung Harianto, ini ditandu keluarganya dibantu oleh warga lainnya. Mereka membawa pasien menempuh perjalanan sejauh 5 kilometer dari kampung Lamung menuju Kampung Pinggong, Desa Golo Ndaring. Menyusuri rintangan jalan sangat buruk dan menyeberangi tiga alur sungai tanpa jembatan.
Tiba di kampung Pinggong, pasien dijemput mobil “Pak Tani” milik Benediktus Alfian Wanggur (Tus Datut) Kepala Desa Golo Ndaring. Selanjutnya dilarikan ke fasilitas kesehatan terdekat.

Wakil Bupati Manggarai Barat, dr.Yulianus Weng, M.Kes pada forum pelantikan tiga Kepala Desa di Aula SMAK St.Klaus Werang, Kecamatan Sano Nggoang, Rabu (26/10/2022) kemarin mengingat para Kepala Desa terlantik ihwal kasus balita stunting, kematian ibu dan anak serta rawan bencana.
Wabup menegaskan, tugas penting Kepala Desa terlantik ke depan adalah menekan angka stunting dan kasus kematian ibu dan anak serta tanggap bencana alam di wilayah Desa masing-masing.
Wabub Weng menyebutkan, tahun ini ada 6 kasus kematian ibu dan anak yang terjadi karena mereka melahirkan di rumah. Berdasarkan data tersebut, Ia meminta agar setiap persalinan harus dilakukan di fasilitas kesehatan yang tersedia.
BACA JUGA: Perkembangan Kawasan Hutan Bowosie Saat ini
Data yang dirilis Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Barat per Agustus 2021 sampai Agustus 2022 menunjukkan angka balita stunting di Kecamatan Sano Nggoang mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Jumlah balita stunting per Agustus 2021 sebanyak 270 anak (24%) naik menjadi 332 anak (29,3%) pada Agustus 2022.
Angka balita stunting di Kabupaten Manggarai Barat juga mengalami peningkatan sebesar 4%. Jumlah balita stunting per Agustus 2021 sebanyak 3.495 anak (15,1%) naik menjadi 3.711 anak (15,9%) pada Agustus 2022.
“Tugas penting saudara ke depan. Pertama, menurunkan stunting dan kasus kematian ibu dan anak. Bangun kerjasama dengan petugas kesehatan. Saya minta saudara-saudara untuk bekerja keras tentang ini. Tugas Anda bukan tugas yang ringan. Tapi yakinlah, dukungan semua pihak, kami yakin Anda bisa membangun Desa,” kata Wabup Yulianus Weng optimis.
Ia juga mengingatkan para Kades terlantik agar cepat tanggap terhadap bencana alam yang terjadi.
Manggarai Barat, kata Wabup Weng, terkenal rawan bencana. Jangan sampai musibah yang terjadi di Desa diketahui lebih dulu oleh Pemkab.
“Satu kali 24 jam, Kepala Desa harus laporkan kepada kami melalui WA”, tegasnya. *(Robert Perkasa)
