PEMERINTAH Kabupaten (Pemkab) Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) geram dengan pemberitaan sejumlah media yang menyebutkan ditemukannya belatung pada kotak makan pada hari pertama pelaksanaan Program Makanan Bergizi Gratis (MBG), Senin (17/2/2025).
Merespon itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Manggarai Barat, Fransiskus Sales Sodo pada Selasa, (18/2) memanggil dan meminta klarifikasi para pihak seperti Kepala Loka POM Manggarai Barat, Vendor program MBG Manggarai Barat, Badan Gizi Nasional melalui Kepala SPPG Manggarai Barat, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan, Kepala Dinas Pendidikan Kepemudan dan Olah Raga, dan Kepala Dinas Kominfo.
Kepada Sekda Fransiskus, para pihak memastikan bahwa makanan yang dikonsumsi para siswa itu aman, sebab semua prosedur telah dilewati dengan ketat.
Kepala Loka POM Manggarai Barat, Imanulkhan, menjelaskan pihaknya telah melakukan pengawasan dan pengujian terhadap setiap makanan yang didistribusikan di berbagai titik, termasuk di lingkungan sekolah.
“Proses pengawasan dilakukan secara menyeluruh, meliputi pemeriksaan visual dan organoleptik terhadap rasa, warna dan bau serta pengujian laboratorium untuk mendeteksi potensi keberadaan bahaya pada pangan,” jelas Iman.
Iman menegaskan hasil pemeriksaan sampel produk makanan yang didistribusikan aman, berada dalam kondisi matang dan segar. Selain itu, buah-buahan yang tersedia juga berada dalam kondisi baik dan layak konsumsi.
Loka POM Manggarai Barat berjanji akan terus berkomitmen untuk memastikan keamanan pangan di Manggarai Barat melalui pengawasan yang ketat dan upaya edukasi kepada masyarakat.
Senada, Badan Gizi Nasional melalui Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Manggarai Barat, Dania Ulfi Ningrum memastikan makanan yang didistribusikan kepada para siswa sekolah di Labuan Bajo, itu sangat layak dikonsumsi.
“Kemarin, saat makanan didistribusikan, kami ada di lapangan. Saya pastikan, semua makanan yang didistribusikan itu sudah melalui berbagai tahapan pemeriksaan yang ketat, baik oleh Loka POM maupun oleh dinas terkait,” tegas Ulfi.
Ulfi tegaskan tidak ada Belatung dalam makanan yang dikonsumsi para siswa. Makanan yang didistribusikan, juga tidak berbau busuk, sebagaimana pemberitaan sejumlah media. Kendati demikian Ulfi akui salah satu kotak makanan yang disajikan Senin (17/2) ditemukan ulat sayur. Tetapi bukan Belatung.
“Satu dari tiga ribu porsi makanan yang didistribusikan, memang ditemukan ulat sayur. Tetapi itu bukan Belatung! Kepada siswa bersangkutan, kita juga sudah tawarkan untuk ganti makanan, tetapi yang bersangkutan menolak,” kata Ulfa.
Kontrol Media
Sekda Fransiskus mengatakan pemberitaan media merupakan bagian dari atensi dan kontrol, sehingga jika ada hal yang keliru, bisa segera lakukan perbaikan.
“Terlepas dari fakta lapangan atas pemberitaan itu, kita tetap harus berterima kasih kepada teman-teman media. Sebab setiap pemberitaan, itu bagian dari atensi media dan harus menjadi dorongan buat kita untuk lakukan perbaikan,” tegas Sekda Fransiskus.
Kepada para pihak, Sekda Fransiskus juga menegaskan bahwa program MBG ini menjadi perhatian serius Bupati dan Wakil Bupati Manggarai Barat, sebab ini salah satu program prioritas pemerintah pusat. Karena itu, para pihak harus betul-betul melewati setiap tahapan dengan teliti dan cermat.
Sebelumnya, pelaksanaan hari pertama MBG di Kabupaten Manggarai Barat ditemukannya belatung pada sayuran serta buah yang sudah membusuk.
Belatung dan buah yang membusuk itu ditemukan dalam makanan yang dibagikan untuk siswa SMP Negeri 1 Komodo Labuan Bajo. Padahal sebelum makanan didistribusikan ke siswa petugas Loka POM Manggarai Barat telah melakukan pemeriksaan sampel dan merekomendasikan makanan tersebut layak dikonsumsi.
Grace, seorang Siswi SMPN 1 Komodo mengakui ada belatung pada makanan yang disediakan. Selain belatung buah yang berikan sudah bau dan busuk.
“Setelah petugasembagikan makanan, kami menemukan ada ulat pada makanan. Kami minta pemasak dan ahli gizi untuk memperhatikan agar kami tidak salah memakan”, pinta Grace. ***
