INSIDEFLORES.ID- Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLF) mendukung Pusat Kajian Pariwisata Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan analisis daya tampang dan daya dukung lingkungan di Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kegiatan tersebut Menurut BPOLBF dapat menjadi rujukan pengembangan pariwisata di TN Komodo kedepan serta untuk keberlanjutan konservasi di tengah potensi meningkatnya kunjungan wisatawan karena penerbangan internasional ke Labuan Bajo dan minat wisata alam.

Direktur BPOLBF Frans Teguh mengatakan analisis daya dukung, daya tampung menjadi landasan kebijakan TN Komodo. Menurutnya Kerjasama dengan berbagai instutusi dan perguruan tinggi telah dilakuka.

“BPOLBF juga melakukan dukungan untuk perhitungan daya dukung dan daya tampung TNK,” kata Kata Frans, Kamis 18 Juli 2024.

Penutupan TN Komodo secara regular menurut Frans suatu hal yang wajar dan biasa dilakukan untuk menjaga keberlanjutan kawasan konservasi.

“Penutupan sementara umumnya biasa dilakukan di beberapa kawasan taman nasional. Kawasan konservasi perlu tetap menjaga, merawat sumber daya yang dimiliki agar tidak rusak atau punah. Proses pemulihan dan regenerasi tetap diperlukan agar ekosistem lingkungan tetap terjaga dengan keseimbangan alami,” katanya.

Frans Teguh mengungkapkan rencana penutupan Taman Nasional Komodo atas landasan kebijakan daya dukung dan daya tampung kawasan tersebut.

Selain itu juga bagian dari strategi dan teknik management pengunjung, sehingga turis yang datang ke Labuan Bajo tidak terpusat di Taman Nasional Komodo.

“Pengaturan agenda atau jadwal itinerary juga dapat dialihkan ke destinasi lain, sambil menunggu jadwal pembukaan (TNK),” ujarnya.

Frans mendorong tour agent dan tour operator (TA/TO) untuk menginformasikan jauh-jauh hari soal jadwal penutupan kawasan sehingga diketahui wisatawan.

“Antisipasi terkait jadwal kunjungan agar tidak mendadak. Saat ini adalah penutupan sementara bisa satu hari, seminggu, atau dua minggu tergantung kebijakan dan pertimbangan konservasi oleh pengelola taman nasional,” ungkapnya

Sebelumnya, Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) berencana buka tutup Taman Nasional Komodo (TNK) secara reguler pada tahun 2025 untuk aktivitas wisata. Namun kebijakan ini didahului oleh sebuah studi kajian yang dilakukan UGM.

Tujuannya mengurangi tekanan dalam kawasan, mengurangi dampak negatif dari aktivitas wisata terhadap kawasan serta menghidupkan destinasi wisata di luar kawasan TNK. ***

 

Editor : Chellz