INSIDEFLORES.ID- Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) mengelar Webinar Desa Wisata di kawasan Flores, Alor, Lembata, dan 2 Kecamatan di Bima (Floratama), Selasa, (14/05/2023).
Webinar Desa Wisata dengan bertajuk “Membangun Desa Wisata yang Unggul, Tangguh, dan Berkelanjutan” itu bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan kapasitas SDM pengelola desa wisata sehingga dapat mempercepat terciptanya Desa Wisata yang mandiri, berdaya saing, dan berkelanjutan.
Webinar Desa Wisata ini menghadirkan pembicara Direktur Pengembangan SDM Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Ika Kusuma Permana Sari, Akademisi UGM Jogjakarta, Dhesta Titi Raharjana, Plt. Direktur Utama BPOLBF Frans Teguh dan Pengiat Desa Wisata Wae Rebo, Benyamin Semandu.
Plt. Direktur Utama BPOLBF Frans Teguh mengatakan Webinar Desa Wisata dilakukan sebagai upaya BPOLBF meningkatkan kompetensi peserta yang mayoritas adalah pengelola desa wisata melalui sharing informasi, pengetahuan dan diskusi.
Staf Ahli Kemenparekraf itu juga mengungkapkan pengembangan desa wisata harus berjalan beriringan dengan penguatan SDM sehingga pariwisata dapat memberi dampak positif kepada masyarakat lokal.
“Pengembangan desa wisata tidak bisa dilepaskan dari pembangunan masyarakat. Maka dengan itu, kita tidak boleh hanya fokus pada pembangunan destinasinya saja tetapi juga perlu ada peningkatan SDM bagi masyarakat.
Menurut Teguh, saat ini penting menghadirkan konsep pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan, sehingga kita perlu mendorong adanya pelestarian budaya, menjaga lingkungan, dan memberdayakan masyarakat.
“Jadi paradigma yang harus kita taman adalah pengembangan destinasi harus berdasarkan pada asas dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat” kata Teguh.
mengajak semua insan pariwisata terutama yang ada di desa wisata untuk saling bekerja sama dan tetap mempertahankan kelokalan.
“Semua Pokdarwis, Pengelola Desa Wisata, Bumdes, dan lintas pemangku kepentingan lainnya harus saling berkolaborasi dan bekerjsama. Selain itu, Desa Wisata juga harus tetap mempertahankan lokalitas, keaslian nilai, kearifan lokal, dan kurangi industrialisasi. Itu akan memberikan pengalaman unik dan berkesan bagi wisatawan yang berkunjung. Semakin kita melokal semakin menarik” tutup Frans.
Sementara Direktur Pengembangan SDM Kemenparekraf, Ika Kusuma Permana Sari menekankan pentingnya SDM dalam pengembangan desa wisata dan peran kelembagaan dalam pengelolaan desa wisata.
Ke depan kata dia, Kemenparekraf akan menggagas kosep desa wisata berketahanan. Konsep ini menitikberatkan kekuatan peran serta komunitas dan kerja tim yang aktif untuk membangun desanya terutama dalam menghadapi berbagai isu, krisis, dan bencana di desa wisata tersebut.
“Maka dengan itu, kekuatan kelembagaan di desa wisata juga perlu menjadi perhatian semua pihak sejak dini” ungkap Ika.
Sedangkan Dhesta Titi Raharjana dari Pusat Studi Pariwisata UGM Yogyakarta,menegaskan perlu ada penguatan Local Champion agar miliki komitmen dan leadership yang kuat.
“Euforia mengembangkan desa menjadi daya tarik wisata perlu diimbangi dengan komitmen, leadership, dan transparansi, dalam menjalankan bisnis wisatanya agar berkelanjutan dan kompetitif. Para Local Champion perlu dididik untuk mampu membuat bisnis plan, pengembangan produk, penguatan jaringan, mentorship bagi kelompok kerja, serta Inovasi dalam pemasaran” kata Dhesta.***
Editor : Chellz