Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat menyebut tenun NTT hanyalah salah satu dari sekian banyakn kekayaan Provinsi NTT.
NTT bukan provinsi yang “murah” seperti cibiran banyak pihak selama ini.
Tenun NTT, kata Viktor, sudah masuk fashion show bergengsi di Milan, Perancis dan London sedangkan tenun NTT belum begitu dicintai kehebatannya oleh masyarakat NTT sendiri.
Viktor menyampaikan ini saat membuka Exotic Tenun Fest (ETF) 2022 yang diadakan oleh Bank Indonesia Provinsi NTT di venue Lippo Plaza Kota Kupang, Jumat (12/8/2022).
“NTT tidak murah!” sebut Viktor dalam sambutannya saat itu.
Karya intelektual ini dikerjakan oleh ibu-ibu penenun dengan metode dan makna yang dibawakan sejak ribuan tahun lalu namun dapat menghasilkan kelas artistik yang tidak ada duanya.
Viktor Laiskodat bahkan menyandingkan tenunan yang disebutnya sangat bernilai ini dengan Monalisa yang dihasilkan Leonardo Da Vinci dan Michaelangelo Buonarroti yang menghasilkan lukisan terkenal di langit-langit Kapela Sistina.
“Ini tidak kalah dengan Michaelangelo atau karya Leonardo Da Vinci,” sebut Viktor.
Ia juga menjelaskan metode pembuatan tenun asli NTT yang motifnya ada di imajinasi para penenun tetapi pakemnya selalu sama dan telah diturunkan dari tiap-tiap generasi.
“Ini bukan kerajinan tangan, ini karya intelektual dari perempuan-perempuan NTT karena orang NTT itu memang pintar,” ujarnya lagi.
Tenun ikat perlu diapresiasi dengan dipakai setiap hari oleh masyarakat NTT sendiri dan berdasarkan pengalamannya karya ini sangat dikagumi berbagai negara.
Viktor yang menggunakan tenun khas TTU itu turut mempromosikan tenun NTT untuk dipakai pada lembaga-lembaga besar seperti DJPb NTT dan OJK NTT.
Menurutnya juga pemasaran produk perlu disesuaikan dengan narasi yang baik untuk dapat meningkatkan penjualan produk.
“Karena sebuah narasi yang baik dapat mengangkat kualitas suatu produk,” sebutnya.
Momentum ini perlu dilanjutkan juga oleh lembaga lainnya seperti KADIN NTT yang juga telah mengenalkan produk NTT termasuk tenun hingga keluar negeri.
