INSIDEFLORES.ID-Destinasi Parapuar, Labuan bajo Nusa Tenggara Timur (NTT) akan menjadi destinasi pilihan bagi wisatawan saat pemberlakuan bukan tutup kawasan Taman Nasional (TNK) komodo. Detinasi wisata Parapuar merupakan kawasan otoritas Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) yang sedang dikembangkan menjadi destinasi baru yang terintegrasi.
“Kami berharap dengan hadirnya (Taman) Parapuar sebagai salah satu kawasan dan destinasi baru, akan membuat wisatawan punya lebih banyak lagi pilihan saat berwisata ke Labuan Bajo juga Flores NTT pada umumnya,” kata Frans Plt. Direktur Utama BPOLBF, Frans Teguh dalam “The Weekly Brief With Sandi Uno” di Gedung Sapta Pesona, Jakarta Pusat, Senin (29/7/2024)
Taman Parapuar lokasinya sangat strategis di pusat kota Labuan Bajo. Wisatawan hanya membutuhkan waktu lima menit dari Bandara Internasional Komodo dan tujuh menit dari kawasan Marina Waterfront.
“Jadi saya kira ini satu lokasi yang strategis yang bisa diakses dengan mudah dan berada di ketinggian kurang lebih 238 meter di atas permukaan laut. Jadi pemandangannya sangat challenging, kita bisa menikmati sunset dan sunrise,” katanya.
Tidak hanya itu, taman ini juga mengusung konsep wisata alam di dalam hutan. Sehingga, Taman Parapuar bisa menjadi destinasi wisata alternatif di Labuan Bajo menjelang uji coba penerapan penutupan berkala dan sistem buka tutup di Taman Nasional Komodo pada 2025.
“Upaya konservasi dari Taman Nasional ini benar-benar kami perhatikan dan tentu saja ini sebagai salah satu sumbangsih agar kita bisa melestarikan alam dan keindahan itu kita coba menjaga ekosistemnya. Kita ingin mendorong Parapuar ini menjadi salah satu destinasi alternatif yang dapat itu dikunjungi dengan mengutamakan kearifan lokal,” ujar Frans.
Sebelumnya, Kepala Balai Taman Nasional Komodo (TNK) Hendrikus Rani Siga mengatakan sistem buka tutup TN Komodo dari aktifitas pariwisata sedang dikaji oleh tim ahli. Pemberlakukan sistim buka tutup itu sendiri baru akan dimulai tahun 2025.
“Secara prinsip kawasan taman nasional butuh istirahat, butuh recovery demikian juga sarana prasarana butuh jeda untuk dibersihkan, dirawat, dipelihara dan untuk daratan paling tidak mengurangi potensi kerusakan,” katanya di Labuan Bajo beberapa waktu lalu.
Hendrikus berharap pemerintah daerah maupun pihak lain dapat menyiapkan destinasi di luar kawasan TN Komodo sebagai destinasi alternative kunjungan wisata saat pemberlakukan penutupan TN Komodo.
“Pemberlakukan sistem buka tutup TN Komodo semoga dapat meningkatkan kunjungan wisata di semua destinasi di luar TN Komodo” pungkasnya.***
Editor : Chellz
