LABUAN BAJO | Insideflores.id |
Kasus pemukulan terhadap Bripka Samsul Risal oleh Kapolres Manggarai Barat (Mabar) AKBP Felli Hermanto kini berujung damai.
Bertempat di Polres Manggarai Barat pada Sabtu, (28/1/2023), kedua pihak saling bermaaf-maafan.
Namun anehnya, dalam rilis resmi portal media polres Manggarai barat _ Labuan Bajo,tribratanewsmanggaraibarat.com_ yang berjudul “Hanya Salah Paham, Bripka Samsul Rizal Sampaikan Permohonan Maaf Kepada Kapolres Mabar,” menuding bahwa berita terkait kasus tersebut seolah-olah hanya permainan media.
Merespon hal tersebut seluruh wartawan di Manggarai Barat geram atas tudingan itu. Melalui ketua Perhimpunan Wartawan Manggarai Barat (PWMB) Marianus Marselus seluruh wartawan di Labuan Bajo kesal atas pernyataan pihak Polres.
“Tentu ada tahapan verifikasi sebelum berita dinaikkan di portal internal Polres Mabar. Pernyataan media Polres dinilai sangat mencederai pekerja media, baik secara pribadi maupun institusi media,” geram Marselus diamini puluhan wartawan lainnya, pada Sabtu (28/1/2023) malam.
Tak puas dengan hal tersebut, rekan-rekan media pun berkumpul dalam rapat terbatas untuk membeberkan kronologi pemberitaan dugaan pemukulan oleh Kapolres Manggarai Barat terhadap anggota Polres Manggarai Barat tersebut.
Kronologis Awal
Pada hari Kamis, 26 Januari 2023, Bripka Samsul Risal menghubungi wartawan Fajartimur.com Yoflan Bagang melalui telepon WhatsApp sebanyak tiga kali yaitu pukul 09.17 Wita, 09.18 Wita, dan 09.19 Wita, namun tidak sempat diangkat karena wartawan yang bersangkutan sedang meliput kegiatan pungut sampah di Waterfront City Labuan Bajo.
Karena tidak diangkat, Bripka Samsul Risal mengirim rekaman suara via WhatsApp yang menerangkan bahwa dirinya dirawat di ruangan Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Siloam Labuan Bajo dan meminta rekan media untuk menemui dirinya di ruangan tersebut.
“Usai melakukan liputan, wartawan Yoflan pun menelpon balik dan menanyakan lokasi Bripka Samsul Risal. Setelah dipastikan korban berada di rumah sakit, ia langsung menuju ke lokasi,” lanjut Marselus.
Tiba di rumah sakit, Yoflan didampingi Sello Jome wartawan Voxntt.com masuk ke ruangan IGD RS Siloam Labuan Bajo. Karena penjagaan ketat rumah sakit sehingga tidak semua wartawan tidak masuk ke IGD.
Sello Jome pun menanyakan Bripka Samsul Risal terkait kasus itu. Samsul mengakui bahwa pelakunya ialah Kapolres Manggarai Barat AKBP Felli Hermanto.
“Wartawan Voxntt.com itu pun menanyakan lagi, apakah korban yakin memberikan pernyataan ke media atas peristiwa itu. Bahkan Pertanyaan yang sama dilontarkan, sebanyak tiga kali. Korban pun menyatakan kesediaannya sebanyak tiga kali juga,” katanya lanjut.
Sello dan Yoflan pun mulai wawancara dan merekam pernyataan Samsul.
Dalam kondisi terbaring, korban menjelaskan kronologi kejadian pemukulan. Dia mengaku dipukul dan ditendang saat melakukan tugas di pos penjagaan hanya karena masalah air. Pemberitaan terkait penjelasan korban telah naik di beberapa media.
Tautan beritanya berikut;
👉 Di Labuan Bajo, Polisi Hajar Polisi Hingga terkapar
Setelahnya, usai mewawancarai korban, Wartawan TajukFlores.com Ferdinandus Ambo sempat menelpon langsung ke nomor HP Kapolres untuk klarifikasi.
Panggilan telepon WhatsApp pada nomor Kapolres berdering, tapi tidak dijawab.
Setelah menaikkan berita awal tentang korban, awak media menuju ke Mako Polres Manggarai Barat untuk mewawancarai Kapolres Manggarai Barat dan Kapolda NTT yang saat itu sedang berada di lokasi tersebut.
Begitu tiba di Mako Polres Manggarai Barat, awak media ingin menemui Kapolda NTT dan Kapolres Manggarai Barat. Namun, Wakapolres Manggarai Barat Kompol Sepuh Siregar yang menemui awak media dan memberikan klarifikasi terkait dugaan pemukulan oleh Kapolres Manggarai Barat. (Ada tautan berita)
👉 Kasus Pemukulan Kapolres Mabar ke Anggota Sebagai Upaya Pembinaan
Setelah mewawancarai Wakapolres, awak media tetap menanti Kapolda NTT di belakang mobil Kapolda NTT yang berada di depan pintu masuk Polres Manggarai Barat.
Beberapa saat kemudian, Kapolda NTT terlihat berada di pintu lobi, namun masuk lagi ke dalam ruangan.
Sekitar 30 menit berlalu, Wakapolres Manggarai Barat mendatangi awak media dan mengatakan tidak ada door stop media, karena itu urusan internal polisi. Karena itu sempat terjadi ketegangan karena pihak polres tidak menginginkan media mewawancarai Kapolda.
Wakapolres Manggarai Barat mencoba menghalangi awak media, untuk tidak bertemu Kapolda NTT dengan mendorong awak media untuk menjauh dari mobil.
Namun tak lama berselang, Kapolda NTT Irjen Johni Asadoma keluar dari dalam ruangan dan menemui awak media. Kapolda pun memberikan pernyataan kepada media. (Ada tautan berita)
👉 Kapolda NTT; Kasus Pemukulan Anggota oleh Kapolres Mabar Bukan SOP
Setelah Kapolda NTT memberikan pernyataan, sempat terjadi perdebatan dan kericuhan antara awak media dan Wakapolres Manggarai Barat. Kapolda NTT pun kembali memanggil awak media dan memberikan pernyataan untuk kedua kalinya.
Usai memberikan pernyataan, awak media mengucapkan terima kasih atas kesempatan wawancara bersama Kapolda NTT. Rekan media pun meninggalkan Mako Polres Manggarai Barat.
Pada pukul 13.40 Wita, semua wartawan mendapatkan informasi bahwa Kapolda NTT akan mengunjungi korban di RS Siloam Labuan Bajo dan wartawan pun menuju ke lokasi tersebut.
“Begitu tiba di rumah sakit, tidak sempat bertemu Kapolda NTT. Namun beberapa teman wartawan langsung menelpon korban dari luar rumah sakit dan mewawancarai korban,” terang pria yang akrab disapa Selus tersebut.
Hari Jumat, 27 Januari 2023 pukul 17.00 Wita, wartawan Metro TV Chellus Pahun, Jurnal labuanbajo.com Gecio Viana, Berita Satu Afri Magung, Detik.com Ambrosius Ardin, dan Fajartimur.com Yoflan Bagang menemui korban di rumahnya yang berlokasi di kompleks Polsek Lama, Desa Gorontalo, Kecamatan Komodo.
Wartawan mewawancarai korban dan dia membantah keterangan Wakapolres Manggarai Barat.
Tautan beritanya dibawah ini.
👉 Bripka SR Bantah pernyataan Kapolres Manggarai Barat
Pada Sabtu, 28 Januari 2023 pukul 14.34 Wita ada rilis dari Humas Polres Manggarai Barat di grup Polres dan Jurnalis Mabar tentang perdamaian antara Kapolres Manggarai Barat dan Bripka Samsul Risal.
Dalam rilis disebutkan beberapa pernyataan Bripka Samsul Risal. Dia menyebut telah memberikan keterangan kepada media dalam keadaan tanpa kesadaran penuh yang menimbulkan kerugian bagi institusi Polri.
Dalam rilis itu pula Bripka Samsul Risal menyebut bahwa media melansir berita yang berbeda dari yang telah diklarifikasi olehnya.
Samsul juga menyebut bahwa dirinya seolah-olah dipermainkan oleh media.
Pemberitaan rilis ini sempat naik di tautan tribratanewsmanggaraibarat.com namun dihapus (take down) beberapa waktu kemudian.
Ada pemberitaan baru terkait perdamaian kedua belah pihak di tribratanewsmanggaraibarat.com pukul 17.51 Wita dengan isi berita yang telah diubah dan tidak membahas tentang pemberitaan media.
Atas kejadian ini, Perhimpunan Wartawan Manggarai Barat menyampaikan beberapa poin pernyataan sikap:
1. Pernyataan Bripka Samsul Risal tersebut sangat menyesatkan dan memutarbalikkan fakta.
2. Artikel pertama yang diterbitkan di portal berita Polres Manggarai Barat yang menuding permainan media, itu hoax atau pembohongan publik.
3. Semua pemberitaan dari media di Manggarai Barat telah melalui tahap verifikasi sebagaimana Kode Etik Jurnalistik.
4. Kami sangat menyayangkan kejadian yang melecehkan profesi jurnalis ini.
5. Kami menuntut Polres Manggarai Barat untuk tidak menyebarkan berita hoaks dan menghina kerja-kerja jurnalistik di Manggarai Barat.
6. Kami menuntut Kapolres Manggarai Barat dan Wakapolres Manggarai Barat untuk meminta maaf kepada wartawan di Manggarai Barat dan Indonesia.
7. Kami mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengevaluasi kinerja Kapolres dan Wakapolres Manggarai Barat. Di tengah persiapan ASEAN Summit 2023, mereka tidak mencerminkan sikap sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kenyamanan dan keamanan di Manggarai Barat.
Demikianlah beberapa tuntutan rekan Jurnalis yang ada di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT. (MKJ***)