INSIDEFLORES- Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) mengimbau pelaku parekraf terutama pengelola kapal wisata untuk mengutamakan keamanan dan keselamatan berwisata. Imbau ini disampaikan merespon kasus kecelakaan kapal wisata Labuan Bajo masih sering terjadi.

Plt Direktur Utama BPOLBF Frans Teguh mengatakan kasus kecelakaan kapal wisata yang terus berulang di perairan Labuan Bajo perlu disikapi dengan memperkuat koordinasi dan kolaborasi lintas stakeholder.
Menurutnya, hal itu penting dilakukan dalam rangka memperkuat mitigasi bencana kepariwisataan di Labuan Bajo.

“Koordinasi lintas stakeholder ini merupakan bentuk kesiapan command center yang kami harapkan dapat meminimalisir potensi kebencanaan. Kami juga mengimbau para pelaku industri parekraf di Labuan Bajo termasuk BPOLBF sendiri untuk mengutamakan aspek keselamatan dan keamanan” kata Frans Teguh saat berdialog dengan pelaku pariwisata di Labuan Bajo, 7 Februari 2024.

“Salah satunya dengan menyediakan fasilitas keselamatan sesuai standar dan selalu mengecek kelaikan kapal sebelum berlayar, dan wajib mengurus clearance sebelum berlayar agar tetap berada dalam pemantauan otoritas pelabuhan” lanjutnya.

Frans menegaskan kasus kecelakaan kapal wisata seperti terbakarnya KLM Carpe Diem beberapa waktu lalu diperairan Taman Nasional Komodo menjadi perhatian serius yang membutuhkan perencanaan mitigasi kebencanaan yang diharapkan dapat meminimalisir kecelakaan di kawasan perairan.

Menurut Frans ada tiga hal yang perlu dicermati terkait dengan penanganan kegiatan berwisata yang berisiko tinggi yang juga harus dikelola dengan baik.

Pertama adalah terkait informasi terpadu yang berkenaan dengan civitas manajemen, sehingga wisatawan tahu kemana mereka bisa memboking TA/TO yang resmi.

Kedua terkait Safety dan Security yang sesuai standar keamanan kapal seperti tersedianya life vest jacket, tabung hydrance, sekoci, dan perlengkapan keamanan lainnya. Ketiga adalah kolaborasi terpadu, baik untuk memitigasi atau mengurangi risiko.

“Jika misalnya kejadian yang tidak diinginkan itu terjadi, ada penanganan dan sejauh ini penanganan tersebut responnya sangat cepat” jelas Frans.

Lebih lanjut Frans menjelaskan sebagai Satuan Kerja Kemenparekraf yang berkantor di Labuan Bajo, BPOLBF terus berkoordinasi dan berkolaborasi dengan lintas pemangku kepentingan, baik dengan otoritas setempat mulai dari Syahbandar, Basarnas, Polair, BTNK, Dispar, Lanal Labuan Bajo, Satpamobvit, dan instansi pemerintah lainnya maupun asosiasi kapal wisata yang selama ini siap sedia berkoordinasi dan berkolaborasi, serta merespon cepat segala kejadian darurat demi mengantisipasi agar musibah serupa tidak terjadi karena akan berdampak pada citra pariwisata Labuan Bajo.

Demi keamanan dan kenyamanan wisatawan, BPOPLBF mengingatkan kembali untuk para pelaku perjalanan wisata:

  1. Mencari referensi legalitas operasional travel agent, tour operator, kapal wisata yang terdaftar resmi.
  2. Melakukan cek dan recek terkait kondisi iklim yang tepat untuk berlibur ke pulau.
  3. Memastikan kondisi badan fit dan mampu beraktivitas dengan baik. Apabila ada keluhan, untuk segera melaporkan ke guide atau bisa mengecek kondisi di fasilitas kesehatan puskesmas maupun rumah sakit. Memberikan informasi riwayat kesehatan kepada operator wisata sehingga dapat diantisipasi perlakuan kesehatan khusus apabila diperlukan.
  4. Menyimpan nomor kontak darurat agar tau harus menghubungi siapa saat mengalami musibah selama dalam perjalanan atau dapat menghubungi layanan PPID BPOLBF di nomor whatsapp 081138794555.***

 

Editor : Chelz