INSIDEFLORES.IDBadan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) terus melebarkan sayap kolaborasi bersama komunitas-komunitas di  Flores, Alor Lembata, dan Bima (Floratama ). Kali ini BPOLBF menggelar Komunikasi Antar Komunitas (KONTRAS ) di Ruteng, Kabupaten Manggarai, NTT tepatnya di Gedung Efata Ruteng, pada Rabu (29/05/2024).

KONTRAS kali ini menghadirkan Pembina Sanggar Wela Rana sekaligus Ketua Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu dan Pemusik Republik Indonesia  (PAPRI) Kabupaten Manggarai, Felix Edon dan Romo Inosensius Sutam sebagai pembicara.

“Karya-karya seni yang kita hasilkan dapat kita kenalkan salah satunya melalui industri parekraf, terutama Pariwisata saat ini dikembangkan berbasis masyarakat. Ruang kreativitas seperti ini harus kita manfaatkan dengan baik untuk menyatukan visi bersama membangun kreativitas seni berbasis budaya di Manggarai.” ungkap Felix.

Selaras, Romo Inosensius Sutam menegaskan seluruh komunitas seni yang ada di Manggarai harus bisa membuka jalan sembari juga terus berjalan ke depan, tidak menunda, serta harus bisa lebih dalam, lebih tinggi, lebih jauh, dan lebih kuat dalam berkomunikasi dan berkomunitas.

“Sekarang kita harus tau bagaimana cara kita untuk bisa menangkap peluang pariwisata dari Labuan Bajo untuk pertumbuhan ekonomi kita dan bagaimana cara kita untuk dapat membangun sinergi lintas komunitas ini demi pemertahanan dan keberlanjutan pariwisata.” Ungkap Romo Ino.

Ruang Ekspresi Terbatas

Stefanus Gaur dari Komunitas Musik Gema Nusa Ruteng mengungkapkan ruang ekpresi masih terbatas di kota Ruteng. Selain itu, kata dia komunitas seni di Ruteng yang belum memiliki wadah untuk menyalurkan bakat mereka.

” Banyak sanggar tari yang tampil hanya di Gereja atau Resepsi Pernikahan, tetapi untuk event dari skala yang kecil sampai skala besar pun sedikit sulit apalagi wadah yang dapat menyalurkan bakat kami. Kami membutuhkan tempat di Ruteng seperti Parapuar di Labuan Bajo”ungkap Stefanus.

Menanggapi keresahan tersebut, Kepala Divisi Pengembangan Bisnis BPOLBF Yoserizal berjanji menciptakan ruang bagi para seniman lokal yang ada di Manggarai melalui Program KONTRAS.

“Wadah untuk penyaluran bakat ini patut dilaksanakan. Ini juga salah satu dari rencana kami kedepannya, namun tetap harus melalui komunikasi dan koordinasi ke Pemda terkait dan stakeholder lainnya. Maka dari itu, kami mengajak teman-teman berdiskusi disini hari ini, agar kami bisa menghimpun saran dan masukan, serta kendala-kendala yang ada khususnya bagi teman-teman ekraf disini.” jelas Yoserizal.

KONTRAS sendiri merupakan media bagi komunitas kreatif untuk menyampaikan aspirasinya dan menjadi wadah untuk menampilkan karya-karya kreatif.

Plt. Direktur Utama BPOLBF, Frans Teguh mengatakan KONTRAS merupakan ajang yang diinisiasi BPOLBF untuk memberikan ruang kreativitas dan invoasi kepada komunitas-komunitas seni dan industri kreatif yang ada di Floratama.

“BPOLBF mengajak para komunitas seni untuk saling berdiskusi dan membangun komunikasi sehingga kolaborasi dan ekosistem bisnis melalui kegiatan Komunitas dan Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Ruteng dapat tercipta” jelas Frans.

 

Editor : Chellz