LABUAN BAJO | insideflores.id –
Mengenang hari Aids sedunia yang jatuh pada 1 Desember, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) melakukan sosialisasi guna menekan laju penularan virus ini bagi warga di Kabupaten tersebut.

Sosialisasi berlangsung di Kantor Camat Komodo, Kabupaten Mabar Sabtu (3/12/2022), melibatkan perwakilan pelajar SMA, Mahasiswa kampus Politeknik eLBajo Commodus, Komunitas ODH, komunitas Populasi Kunci dan perwakilan dari panti Pijat.

Foto brosur “pengenalan HIV AIDS” yang dibagikan tim KPA Manggarai Barat saat sosialisasi berlangsung di Kantor Camat Komodo, Kabupaten Mabar Sabtu (3/12/2022). Foto/Milano.

“Kita tahu bersama, dunia saat ini sedang berada di situasi yang mencekam karena virus AIDS ini. Negara kita saat ini berkisar 540 ribu orang yang saat ini mengidap HIV/AIDS. Untuk Manggarai Barat totalnya 135 orang,” kata Sekretaris Komisi Perlindungan AIDS (KPA) Kabupaten Manggarai Barat, Bernadus Barat Daya, membuka kegiatan.

Dari 135 orang yang di Mabar kata Bernadus, itu diperoleh dari warga yang benar-benar punya inisiatif datang sendiri untuk diperiksa. Jika demikian, angkanya masih berpeluang meningkat.

Karena itu dalam rangka kegiatan HUT tersebut, pihak KPA Mabar berinisiatif melakukan sosialisasi dan diskusi bagi warga di Labuan Bajo. Selain itu juga dilaksanakan pemeriksaan secara gratis dan malam terang, yaitu acara bakar lilin bersama peserta untuk mengibarkan semangat memerangi HIV/Aids.

“Sosialisasi ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat Mabar terhadap wabah penyakit AIDS,” tambah Bernadus.

Menurutnya WHO telah menetapkan target bahwa, Tahun 2030 HIV harus bersih dari seluruh dunia dengan program 3 Zero.

Sekretaris Komisi Perlindungan AIDS (KPA) Kabupaten Manggarai Barat, Bernadus Barat Daya, memberikan Keterangan pers disela sosialisasi HIV yang berlangsung di Kantor Camat Komodo, Kabupaten Mabar Sabtu (3/12/2022). Foto/Milano

Zero pertama yaitu tidak ada infeksi baru HIV, kedua tidak ada kematian akibat AIDS, dan yang terakhir tidak ada stigma dan diskriminasi untuk mencapai eliminasi HIV pada 2030 mendatang.

Ia menambahkan, semakin banyak masyarakat yang sadar dan mengetahui status HIV nantinya dapat menekan laju untuk tidak ditularkan ke orang lain. Selain itu, bagi yang terkena akan mendapatkan pengobatan Antiretroviral (ARV) dini, dapat mendorong percepatan tercapainya penurunan HIV agar Indonesia dapat mencapai “3 Zero”.

“Kendala yang kita hadapi saat ini ialah pendataan. Jika masyarakat tidak berinisiatif untuk memeriksakan diri, maka susah untuk dideteksi. Karena itu saya mengajak, ayo kenali diri sendiri terkait HIV dengan cara periksa di Puskesmas terdekat,” tukasnya.

Penyebaran HIV di Mabar harus diantisipasi. Pihak KPA sendiri berkomitmen membebaskan Mabar dari HIV.

“Mabar adalah kota pariwisata prioritas karena itu, tagline kita ialah pariwisata tanpa HIV Aids,” tutup Bernadus.

Menanggapi sosialisasi dan diskusi tersebut Elfrida Gentong seorang Mahasiswa dari Kampus Politeknik eLBajo Commodus Labuan Bajo menurutkan, tentunya apa yang menjadi program pemerintah menjadikan Manggarai Barat bahkan Indonesia menjadi Zero HIV adalah sebuah program yang sangat luar biasa.

BACA JUGA: 4 Program Unggulan Calon Panglima TNI Yudo Margono

Namun tantangan yang dihadapi saat ini ialah kurangnya kesadaran masyarakat terkait pentingnya melakukan test HIV. Padahal HIV merupakan penyakit yang cukup mematikan dan sangat rentan untuk Indonesia saat ini.

“Sebagai anak muda dan pelajar, kita ingin pemerintah lebih intens lagi memberikan tekanan bagi masyarakat yang dikemas dalam bentuk regulasi, sehingga jangan hanya menunggu kesadaran masyarakatnya. Pemerintah harus mewajibkan masyarakat untuk melakukan test HIV AIDS ini,” tegas Elfrida.

Selain penegasan kepada pemerintah, dirinya juga memberikan keyakinan bagi masyarakat, untuk tidak takut terhadap virus ini. Pemerintah sudah berusaha memberikan pelayanan terbaik bagi yang terkena, bahkan memberikan obat secara gratis.

“Karena itu silahkan datang di Puskesmas terdekat untuk memeriksakan diri, sehingga harapan pemerintah mencapai target tersebut akan tercapai,” ajak Elfrida.

Mari Mengenal HIV/AIDS Lebih Dekat

HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh, dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Semakin banyak sel CD4 yang dihancurkan, kekebalan tubuh akan semakin lemah, sehingga rentan diserang berbagai penyakit.

Infeksi HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). AIDS adalah stadium akhir dari infeksi virus HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya. Sampai saat ini belum ada obat untuk menangani HIV dan AIDS. Akan tetapi, ada obat untuk memperlambat perkembangan penyakit tersebut dan dapat meningkatkan harapan hidup penderita HIV (ODHA).

Tipe HIV

Virus HIV terbagi menjadi 2 tipe utama, yaitu HIV-1 dan HIV-2. Masing-masing tipe terbagi lagi menjadi beberapa subtipe. Pada banyak kasus, infeksi HIV disebabkan oleh HIV-1, 90% di antaranya adalah HIV-1 subtipe M. Sedangkan HIV-2 diketahui hanya menyerang sebagian kecil individu, terutama di Afrika Barat.

Infeksi HIV dapat disebabkan oleh lebih dari 1 subtipe virus, terutama bila seseorang tertular lebih dari 1 orang. Kondisi ini disebut dengan super infeksi. Meski kondisi ini hanya terjadi kurang dari 4% penderita HIV, risiko super infeksi cukup tinggi pada 3 tahun pertama setelah terinfeksi.

Tahapan Infeksi HIV

Infeksi HIV dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu
1. Tahap pertama adalah serokonversi, yaitu periode waktu tertentu dimana antibodi HIV sudah mulai berkembang untuk melawan virus. Orang yang terinfeksi virus HIV akan mengalami sakit mirip seperti flu, beberapa minggu setelah terinfeksi, selama satu hingga dua bulan. Kemudian, setelah kondisi tersebut, HIV dapat tidak menimbulkan gejala apapun selama beberapa tahun.

2. Tahap kedua adalah masa ketika tidak ada gejala HIV yang muncul. Dalam periode ini infeksi HIV berlangsung tanpa menimbulkan gejala. Virus terus menyebar dan merusak sistem kekebalan tubuh. Pengidap akan tetap merasa sehat. Bahkan, ia bisa saja sudah menularkan infeksi kepada orang lain. Tahap ini dapat berlangsung hingga 10 tahun atau lebih.

3. Tahap ketiga disebut sebagai tahap HIV simtomatik. Apabila pengidap HIV tidak mendapat penanganan tepat, virus akan melemahkan tubuh dengan cepat. Pada tahap ketiga ini, pengidap lebih mudah terserang penyakit serius. Tahap akhir ini dapat berubah menjadi AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). (Data Pengenalan HIV dihimpun dari berbagai sumber) (MKJ**)