INSIDEFLORES.ID- Krisis BBM di Labuan Bajo, Ini Penjelasan Pertamina Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami krisis Bahan Bakar Minyak (BBM) sejak 4 hari terakhir. Antrian kendaraan terjadi di sejumlah SPBU, tidak sedikit kendaraan baik roda dua maupun roda empat harus bermalam di SPBU.
PT Pertamina Patra Niaga Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara (Jatimbalinus) menyatakan bahwa kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di Labuan Bajo, itu disebabkan perbaikan ruas jalan jalur Ruteng ke Labuan Bajo.
“Perbaikan ruas jalan di Cireng, jalur Ruteng ke Lembur ke Labuan Bajo menjadi penyebab sejumlah kendaraan pemasok BBM tak bisa melintas ke Labuan Bajo, sehingga penyaluran BBM di daerah itu sedikit tersendat,” kata , Rabu (7/10).
Dia mengatakan bahwa ada kurang lebih tiga hingga empat kendaraan tangki pemasok BBM ke Labuan Bajo yang terpaksa terhenti di lokasi tersebut.
Antrian Panjang di SPBU
Hingga Rabu(10/7) antrean kendaraan masih terjadi pada sejumlah SPBU di Labuan Bajo. Di antaranya SPBU Wardun, dan SPBU Serenaru. Antrean mengular hingga 1 KM didominasi kendaraan roda dua dan roda empat.
Masyarakat memarkirkan kendaraan mereka di dua SPBU dalam kota Labuan Bajo itu sepanjang hari
“Tidak tahu kenapa langkah begini BBM, sudah tiga hari ini susah sekali dapat. Mau tidak mau kita harus parkir mobil di sini (SPBU) takutnya kalau pagi baru datang tidak kebagian,” ujar Alexsandro warga Labuan Bajo.
Sandro mengungkapkan, kondisi ini sudah hampir 4 hari terjadi di kota pariwisata itu. Menurutnya, kelangkaan BBM ini sangat menyita waktu karena mesti mengantre panjang dan menghambat aktivitas pekerjaan.
Akibat kelangkaan ini harga Pertalite eceran di kios-kios melonjak dua kali lipat menjadi Rp 50.000 dari yang biasanya Rp 25.000. Alhasil, para pemilik kendaraan bermotor pun menyerbu pengecer, meski harganya mahal, mereka tak punya pilihan.
“Awalnya saya cari BBM keliling tapi tidak dapat, kebetulan pas sampai di Waemata ada yang jual tapi sisa sebotol. Saya isi setelah mau bayar tanya harga di pedagang sebut 50 ribu, syok juga tapi mau tidak mau harus isi,” kata Hilarius Kakur, seorang tukang ojek di Labuan Bajo.**
Editor : Chellz
