Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), saat ini tengah mengembangkan Landmark Budaya di Destinasi Parapuar, labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Destinasi Parapuar akan menjadi Kawasan Pariwisata Terpadu dan destinasi baru dalam kota Labuan Bajo.
Kawasan pariwisata terpadu itu dikenal dengan Parapuar. Dalam bahasa lokal, Para berartu Gerbang dan Puar berarti hutan. “Pemilihan nama tersebut didasari oleh prinsip bahwa kawasan yang akan dibangun tersebut akan mengedepankan nilai-nilai keberlangsungan lingkungan dan akan tetap mempertahankan keaslian kawasan yang merupakan hutan produksi, Hutan Nggorang Bowosie” ungkap Direktur Utama BPOLBF, Shana Fatina, pada Kamis (2/11) di Labuan Bajo.
Baca Juga : Floratama Academy Kembali Hadirkan Top 3 Pengusaha Baru Parekraf
Shana menjelaskan sedikitnya empat zona akan dibangun di atas lahan 400 Ha kawasan Parapuar tersebut. Salah satunya adalah Zona Budaya (Cultural District) yang rencananya akan dibangun di area seluas 21, 69 Ha dari total kawasan seluas 114, 73 Ha.
Pengembangan zona ini terdiri dari Pusat Budaya (Cultural Center) seperti Hikayat Komodo, Cultural Perfomance Park, Museum, Agriculture Tourism, Culture Gallery, Ring of Fire Flores View, dan Pray Hill serta atraksi penunjang lainnya yang ikut mendukung pariwisata dan menonjolkan budaya NTT.
“Pembangunan zona ini bertujuan untuk menjadi showcase kebudayaan Flores, Lembata, Alor, dan Bima (Floratama) serta mengangkat keunikan dan keragaman budaya setempat sebagai daya tarik wisata. Pengunjung dapat mempelajari dan menikmati kebudayaan dan kehidupan alam Flores selain menikmati ketenangan dan keindahan alam Labuan Bajo yang berkontur hutan dan perbukitan” jelas Shana.
Baca Juga :Â Flores Sea Kayak Expedition Capai Final di Labuan Bajo
Menurut Shana pembangunan kawasan Parapuar merupakan langkah pemerintah untuk untuk menambah jumlah destinasi dan atraksi wisata baru yang ada di Labuan Bajo yang diharapkan dapat menambah lama tinggal dan kunjungan wisatawan di dalam kota Labuan Bajo.
“Saat ini destinasi wisata baru terus bertambah di Labuan Bajo. Kehadiran Parapuar akan menambah daftar tersebut. Bukan hanya destinasinya, tetapi juga dilengkapi dengan atraksi yang bisa menambah alternatif wisata yang ada di darat. Letak Parapuar yang sangat strategis di tengah kota Labuan Bajo ini juga tentunya akan membuka lapangan pekerjaan yang lebih luas dan membuka pasar baru bagi produk-produk lokal Floratama”, ungkap Shana.
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk menambah destinasi dan atraksi wisata yang ada di Labuan Bajo selain di Taman Nasional Komodo, dengan harapan agar wisatawan tidak hanya berkunjung ke laut dan pulau, tetapi juga menghabiskan waktu di dalam kota Labuan Bajo dan berbelanja oleh-oleh khas lokal.
Salah satu hal yang akan akan menjadi unggulan Zona Budaya Parapuar pengembangan miniatur budaya Floratama. Pada Zona ini akan dilengkapi dengan berbagai narasi budaya terkait sejarah Manggarai, Flores, Alor, Lembata, dan Bima, sejarah Komodo yang berkembang menjadi cerita rakyat.
Selain itu, showcase budaya Floratama juga akan menyajikan pertunjukan budaya baik dari segi tari-tarian, musik, nyanyian, struktur bangunan, kuliner, hingga permainan tradisional.
Dengan semua fasilitas dan daya tarik tersebut, Zona Budaya Parapuar akan ditawarkan dalam berbagai paket wisata sehingga para pengunjung bisa mendapatkan pengalaman jelajah budaya Floratama.
“Kami persiapkan masyarakat di desa-desa penyangga Parapuar untuk nantinya bisa terlibat dalam mengembangkan kawasan wisata di sekitar Parapuar melalui berbagai program pelatihan agar dapat meningkatkan keahlian parekraf masyarakat setempat” jelas Shana.
BPOLBF akan mengelar soft launching memperkenalkan kawasan Parapuar kepada masyarakat melalui mini event Picnic Over The Hill (POTH) yang berlokasi di Zona 1 Parapuar. Mini event ini akan diselenggarakan selama 2 hari, tanggal 11 – 12 November dengan memanfaatkan area yang telah dibangun dan layak pakai di zona yang juga menjadi titik 0 view point Parapuar
“Mini event ini POTH yang ditargetkan mendatangkan 1.000 pengunjung ini menawarkan kenikmatan pemandangan Kota Labuan Bajo dari sore (sunset) hingga malam (stargazing)” pungkas Shana.
Saat ini, pengembangan kawasan telah dilakukan dengan membangun infrastruktur dasar seperti pembangunan aspal sepanjang 1,5 km. Sedangkan pembangunan kawasan pada setiap zona direncanakan akan dimulai pada 2024 mendatang dimulai dari pembangunan infrastruktur dasar seperti air, listrik, dan jaringan komunikasi.