LARANTUKA, Status Gunung Lewotobi di Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, naik dari level waspada menjadi siaga, Senin (1/1), pukul 04.00 Wita.
Sesuai Laporan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) gunung tersebut naik status karena terjadi peningkatan gempa tremor menerus dengan amplitude mencapai 7 milimeter pada pukul 00.03 Wita.
Kemudian muncul pusat erupsi baru yang berasal dari rekahan di sebelah tenggara-selatan puncak gunung, serta terjadi letusan dengan tinggi 1.000-1.500 meter dari puncak, kolom abu letusan berwarna putih, kelabu, hingga hitam.
Memang pada erupsi terakhir 23 Desember 2023 teramati ada rekahan di sebelah barat laut puncak sepanjang 160 meter dan mengeluarkan asap putih tebal tinggi 300 meter.
Meningkatkan aktivitas Gunung Lewotobi Laki-Laki membuat warga yang bermukim di desa-desa di kaki gunung memilih mengungsi untuk menghindari bau belerang dan abu vulkanik.
Sampai pukul 15.00 Wita, warga yang mengungsi tercatat berasal dari Desa Nawakote di Kecamatan Wulanggitang dan Desa Nobo, Kecamatan Ile Bura.
“Warga yang mengungsi dari Nawakote sudah tiba di Posko Penanggulangan Bencana Erupsi di Aula Kantor Camat Wulanggitang dan beberapa tenda di depan kantor camat,” kata Pangki Sogemaking, warga Larantuka, Flores Timur.
Untuk warga yang mengungsi dari Desa Nobo, Kecamatan Ile Bura, ditampung di Desa Nileknohing di Kecamatan Wulanggitang.
Kepala BPBD NTT Ambrosius Kodo mengatakan, Pemerintah Kabupaten Flores Timur sedang melakukan langkah-langkah penanganan pengungsi.
“Penanganan memang masih level kabupaten dan warga memilih mengungsi karena tidak tahan mendengar bunyi gemuruh, abu vulkanik dan bau belerang,” ujarnya.
Editor : Chelz