FORUM Konferensi Cendekiawan dan Akademisi Katolik menekankan Organisasi masyarakat (Ormas) Katolik perlu mempersiapkan kader-kader yang kompetitif untuk berkontribusi secara nyata dalam memperjuangkan kepentingan Katolik dan bangsa.
Forum Cendekiawan dan Akademisi Katolik itu bertajuk “Melangkah Pasti Menuju Indonesia Emas 2045” itu mendorong rmas katolik untuk terus membangun komunikasi dan konsolidasi tidak hanya menjelang pemilu melainkan untuk jangka panjang.
Avelinus Levaan, seorang panelis dalam forum tersebut menegaskan konsolidasi di internal umat Katolik hanya terasa menjelang tahun politik dan sifatnya pun sementara.
Padahal, menurutnya umat Katolik harus terus berjuang untuk mewujudkan politik yang akomodatif terhadap kepentingan umat Katolik dan kepentingan bangsa.
“Sebagai umat Katolik kita harus bisa berkontribusi secara nyata dalam memperjuangkan kepentingan Katolik dan bangsa ini,” ujar Dosen Universitas Cendrawasih Papua itu.
Senada, Ketua Presidum Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (PP ISKA), Luky Yusgiantoro menekankan umat Katolik melalui organisasi masyarakat Katolik perlu mempersiapkan kader-kader yang kompetitif.
“Pemilu yang akan berlangsung dalam waktu dekat ini sifatnya hanya lima tahunan. Karena itu, pesta demokrasi ini perlu dirayakan dengan riang gembira. Jangan sampai pesta demokrasi ini memecah belah hubungan keluarga, pertemanan, dan ruang lingkup sosial,” jelas Luky.
Kata Luky, Pemilu hanya agenda lima tahunan. Pemerintahan dan pembangunan harus terus berkelanjutan. Maka yang harus menjadi fokus perhatian adalah apa yang perlu dilakukan setelah agenda lima tahunan tersebut.
Semangat Sinodal
Sekretaris Komisi Kerasulan Awam Konferensi Waligereja Indonesia (Kerawam KWI), Romo Yohanes Kurnianto Jeharut mengingatkan semua peserta dalam forum tersebut dengan “vitamin 3K” Komunikasi, Koordinasi dan Kolaborasi.
Menurut Romo Hans, selama ini umat Katolik masih kekurangan tiga vitamin tersebut.
“Tiga vitamin K ini bisa terwujud kalau kita mau berjalan bersama. Faktanya, terkadang kita bisa bersama berjalan, namun tidak berjalan bersama. Maka Kerawam KWI mencoba untuk merancang sebuah gerak bersama yang disebut semangat sinodal,” kata Romo Hans.
Romo Hans menegaskan, Gereja berusaha untuk mendorong tiap organisasi masyarakat Katolik supaya menguatkan konsolidasi sehingga bisa melangkah bersama menjawab tantangan-tantangan yang ada sekarang.
Konferensi Cendekiawan dan Akademisi ini berlangsung di Hotel Aryaduta, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu-Minggu, 16-17 Desember 2023. Kegiatan ini menghadirkan para dosen, praktisi, dan kader Pemuda Katolik dari seluruh Indonesia.
Editor : Chelz