Oleh: Apolita Martiani Mawar – Popymawar@gmail.com
Masyarakat Indonesia menggelar pesta demokrasi pada pemilu 2024, salah satunya pemilu presiden. Menjelang tahun politik, generasi muda selalu menjadi topik hangat dalam dunia politik. Calon presiden atau wakil presiden berusaha tampil menonjol dan mencerminkan ciri khas generasi ini.
Perlu kita ketahui bahwa generasi muda yang terdiri dari generasi milenial dan generasi Z mempunyai potensi yang sangat besar dalam mengubah dinamika pemilu 2024 dengan antusias dan peran aktifnya.
Meskipun terdapat perbedaan dalam tingkat partisipasi individu dalam politik, banyak orang di kedua generasi menunjukkan peningkatan minat terhadap isu-isu politik. Banyak di antara mereka yang justru terlibat aktif dalam berbagai gerakan politik dan isu sosial melalui media sosial dan aksi langsung.
Pentingnya peran mereka terletak pada kemampuan mereka mempengaruhi opini publik dan memobilisasi pemilih muda lainnya. Dengan menggunakan media sosial dan teknologi, generasi ini dapat menyebarkan informasi, menggalang dukungan, dan membantu mengubah narasi politik. Budaya politik adalah cara masyarakat berperilaku dalam kehidupan berbangsa dan pelaksanaan penyelenggaraan negara, kebijakan nasional, hukum, adat istiadat, dan standar yang dialami setiap hari oleh seluruh anggota masyarakat.Pada saat yang sama, pemilihan umum juga merupakan perwujudan demokrasi. Sebuah negara tidak bisa hidup tanpa generasi milenial dan generasi Z sebagai penerus pembangunan negaranya di masa depan.
Data KPU RI menunjukan DPT pemilu 2024 mencapai 204.807.222 pemilih dan dari jumlah tersebut komposisinya yang terbanyak ada di generasi milenial,yang di mana generasi yang di maksud antara lahir pada tahun 1981-1996 dari data tersebut ada 33,6% yang masuk dalam kategori generasi milenial sedangkan Generasi Z (Gen Z) yang juga dikenal sebagai generasi kritis yang peduli terhadap permasalahan sosial, generasi ini mahir dalam memanfaatkan teknologi sehingga memiliki akses informasi yang mudah.
Ini artinya, mereka memiliki keterampilan unik dalam menggunakan alat dan media digital seperti telepon pintar, laptop, dan media sosial lainnya untuk memperoleh berbagi informasi, Sehingga tumbuhnya rasa antusiasme terhadap kedua generasi ini.
Generasi Milenial dan Gen Z juga berperan penting dalam mengakses informasi politik dan membantu membentuk opini publik. Generasi Z merupakan generasi yang tumbuh di era digital dan memiliki kemampuan unik dalam memanfaatkan teknologi, dengan berperan penting dalam memperoleh informasi politik dan membantu membentuk opini publik. Dengan kemampuan menggunakan teknologi, seperti mengakses informasi politik melalui media sosial dan menggunakan alat digital untuk membantu membentuk opini publik.
Pemerintah dan institusi pendidikan juga mendorong generasi muda untuk memiliki keterampilan dalam menggunakan teknologi digital, sebagai bagian dari perkembangan era Society 5.0 Seperti yang kita ketahui sebelumnya, generasi milenial dan generasi Z akan memainkan peran besar dalam pemilu 2024 karena kemampuan unik mereka dalam menggunakan teknologi untuk mendapatkan informasi politik dan membantu membentuk opini publik.
Generasi Z atau Gen Z, lahir antara tahun 1997 dan 2009. Generasi Z mempunyai peranan penting dalam menjaga keberlangsungan demokrasi Indonesia.Partisipasi generasi Z pada pemilu tahun 2024 sangat penting dalam menentukan arah masa depan negara. Generasi Z dan Milenial memiliki pengaruh yang kuat terhadap pemilihan pemimpin di Indonesia mendatang.
Pada pemilu 2024,ada 60% pemilu akan didominasi oleh generasi muda. Oleh karena itu, penting bagi kita agar generasi muda memiliki basic sense of Leadership atau landasan kepemimpinan. Kesadaran ini menuntut generasi kita, generasi muda, untuk meningkatkan tingkat literasi kita.
Penting bagi kita semua, khususnya generasi muda, untuk terus belajar dan mengembangkan kemampuan literasi.jika melihat bagimana proses konstelasi kepemimpinana kita yang sedang berjalan saat ini sangatlah miris mereka yang terhormat tidak menciptakan lingkungan publik yang efektif dengan ide atau gagasan mererka namun, hanya mengekspos dan memperlihatkan strategi dan taktik politik untuk mendapatkan kekuatan serta kekuasan melalui aliansi, belum lagi kita puas dengan hasil survei tentang popularitas tokoh dan pencocokan pasangan tidak bisa di salahkan sebab syarat presidential threshold 20% menyebabkan mereka tidak ingin menghimpun kekuatan politik untuk mendapatkan tiket padahal persoalan bangsa ini menunggu untuk diselesaikan misalnya persoalan ketenaga kerjaann yang dihadapi oleh generasi muda dalam mencari pekerjaan karena minimnya peluang kerja begitu pula dengan persoalan pendidikan mulai dari ketimpangan kualitas guru infrastruktur sampai bagimana pendidik tidak mampu memeberikan kesadaran bawah kontribusi individu yang memiliki kebebasan dalam komunitas atau masyarakat sangat penting dalam kemajuan bangsa meningkatkan literasi menjadi fillter kritis untuk mampu mengelola informasi dalam konteks ini bagimana kita dapat secara objektif mengikuti proses pergantian kepemimpinana untuk mencapai pemilihan yang berkualitas.
Di samping itu, tingkat keterlibatan generasi milenial dan Gen Z sangat berdampak pada sistem pemilu 2024 saat ini. Perlu di ketahui seblumnya bawah pilpres sangat membutuhkan partisipasi kaum muda di seluruh Indonesia dengan alasan yakni jumlah pemilih generasi milenial dan generasi Z merupakan sebagian besar pemilih potensial. Dengan jumlah yang besar mereka memiliki potensi besar untuk mempengaruhi hasil pemilihan.
Selain itu, adanya pengaruh media sosial generasi milenial dan Z aktif menggunakan media sosial,yang merupakan platfrom penting untuk menyebarkan informasi politik dan memobilitaskan pemilih. Keterlibatan mereka dalam menyebarkan pesan-pesan politik dapat memiliki dampak besar dalam membentuk opini publik.
Penggunaan media digital oleh generasi milenial dan Z memiliki peran penting dalam pemilihan umum, khususnya pemilu 2024, yang akan didominasi oleh pemilih muda dari generasi Z dan milenial, Media sosial tidak hanya menjadi alat komunikasi suka-suka, tetapi juga menjadi tempat berlangsungnya kegiatan politik dan mempermudah para calon atau paslon untuk mempromosikan diri mereka dengan cara yang lebih efektif dan efisien Generasi milenial dan generasi Z memiliki peran penting dalam pemilu 2024, yang akan dilaksanakan pada Februari 2024, yang akan didominasi oleh kelompok pemilih muda. Generasi Z dikenal sebagai kelompok yang mendominasi pemilik suara, dan mereka memiliki peran penting dalam menentukan arah bangsa ke depan dengan segala dinamiknya.
Generasi muda juga dapat memberikan kritik objektif terhadap isu yang diusung partai politik dan membantu mendorong perubahan menjadi negara maju dan sejahtera Para pemuda cerdas dapat melakukan persiapan diri seperti cek data diri pada daftar pemilih tetap atau DPT, memastikan suaranya tersampaikan untuk mendukung keberlangsungan pemilu, dan melakukan persiapan diri dengan memastikan suaranya tersampaikan untuk mendukung keberlangsungan pemilu Generasi milenial dan generasi Z juga harus memiliki tingkat keahlian dalam mengidentifikasi visi-misi calon pemimpin, melakukan cross-check informasi tentang calon pemimpin, dan mengetahui riwayat hidup calon pemimpin.
Mereka merupakan generasi yang tumbuh bersama teknologi dan memiliki akses kemudahan dalam ruang digital, yang membantu mereka mengumpulkan informasi dan mengikuti perilaku politik. Mereka juga lebih aktif politik melalui sosial media dan memiliki perilaku yang lebih liberal, toleransi, dan mendukung kemajuan.
Generasi milenial dan generasi Z memiliki potensi untuk membentuk perubahan dan memberikan kontribusi positif dalam pemilu 2024. Mereka dikenal sebagai kaum muda yang tumbuh bersama teknologi dan memiliki jumlah yang besar dan peranan yang signifikan dalam masyarakat. Mereka juga memiliki kecenderungan untuk enggan terlibat atau bahkan apatis, namun dengan adanya akses kemudahan dalam ruang digital, politik berhasil masuk dan memengaruhi opini publik kedua generasi lewat ruang digital, termasuk dunia politik, kebijakan, dan pemilu.
Generasi milenial dan generasi Z juga memiliki peran besar dalam bidang pertanian, dengan penerapan teknologi dan inovasi. Mereka membawa gagasan baru, mengadopsi solusi teknologi untuk meningkatkan efisiensi, serta memperkenalkan konsep pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan. Keahlian digital mereka juga membantu memperluas akses informasi bagi para petani dan memperkenalkan metode baru dalam manajemen usaha pertanian.
Selain di bidang pertanian generasi milenial dan generasi Z juga memiliki peran penting dalam bidang pendidikan, dengan generasi Z dominan dalam pendidikan kita.
Sensus Penduduk Tahun 2020, dirilis Badan Pusat Statistik pada akhir Januari lalu, dan memberikan gambaran demografi Indonesia yang mengalami perubahan. Generasi milenial dan generasi Z juga memiliki peran penting dalam pemilu 2024, yang akan dilaksanakan pada Februari 2024.
Mereka memiliki hak pilih dan memiliki peran penting dalam menentukan masa depan mereka. Mereka dapat ikut serta dalam memilih, berpikir tentang program-program terbaik, dan memastikan bahwa hasil dari Pemilu 2024 memberikan dampak positif bagi mereka secara politik.
Dalam sistem demokrasi politik khususnya pada pemilu 2024 saat ini, suara para kaum muda yakni generasi milenial dan generasi Z sedikit demi sedikit di incar oleh para calon pilpres yang ada. Untuk itu, saya berharap kita setidaknya memiliki dua aspek penting dalam berpartisipasi dalam pesta demokrasi kali ini yaitu jadilah pemilih yang kritis jangan biarkan suara kita sia-sia dan jatuh begitu saja pada salah satu calon pasangan presiden,wakil presiden tampak kita benar-benar menyadari terhadap siapa yang kita pilih. Contohnya kita hanya mengikuti arus teman,keluarga dan masyarkat sekitarnya atau hanya berdasarkan emosional semata atau jangan sampai kita terpengaruh oleh berita palsu (hoax) sehingga kita tidak menelaah lebih lanjut kebenaranya.
Maka saya mengajak teman-teman semua yang pertama untuk berani berpikir kritis dalam hal ini, kita perlu melihat gagasan-gagasan dari para pasangan calon presiden dan wakil presiden yang ada. Kita perlu mengevaluasi apakah gagasan-gagasan tersebut sesuai dengan nilai-nilai dan keyakinan idelogi kita. Kita perlu melihat apakah janji-janji kampanye mereka rasional dan dapat direalisasikan ketika mereka menjadi pemimpin di Indonesia.
Hal ini dapat dilakukan dengan memperhatikan masa kampanye mereka, melihat sejauh mana janji-janji tersebut didukung oleh rencana aksi konkret dan realistis. Kita juga dapat melihat rekam jejak dan pengalaman mereka dalam menjalankan tanggung jawab kepemimpinan sebelumnya. Dengan cara ini, kita dapat membuat penilaian yang lebih objektif dan memastikan bahwa pilihan kita didasarkan pada pertimbangan yang matang dan realistis. Ingatlah, teman-teman bahwa satu suara kita sangat berarti bagi masa depan Indonesia, terutama dalam menentukan siapa pemimpin bangsa ini ke depannya.
Keterlibatan aktif kita dalam proses demokrasi akan memberikan dampak yang signifikan bagi arah dan kebijakan negara kita. Oleh karena itu, marilah kita berpartisipasi dengan bijak, berpikir kritis, dan melakukan pemilihan berdasarkan pertimbangan yang matang untuk memastikan bahwa pemimpin yang terpilih mampu memajukan dan mensejahterakan Indonesia. Dan yang kedua, marilah kita menjadi pemilih yang santun. Kita harus mengikuti pesta demokrasi ini dengan penuh kesopanan, keceriaan, dan kegembiraan. Jangan sampai karena perbedaan pilihan, kita justru memaki-maki atau menghina mereka yang memiliki pilihan berbeda dari kita. Terlebih lagi, jangan sampai hubungan kita retak atau kita harus kehilangan kontak hanya karena perbedaan pilihan.
Ingatlah, teman-teman, ketika tiga calon ini dicalonkan oleh partai koalisi yang ada, berarti mereka adalah orang-orang yang diperhitungkan di negeri ini. Mereka adalah anak-anak terbaik bangsa kita saat ini, sehingga nama mereka berhak untuk mencuat dan dicalonkan untuk menjadi calon presiden Republik Indonesia. Permasalahannya siapakah orang yang paling cocok dengan hati nurani kita? siapakah yang terbaik dari yang terbaik menurut kita? jadi kita tidak perlu untuk menghina orang yang memiliki pandangan berbeda dengan kita. kita boleh berpendapat kita boleh berkampanye tetapi ketika mereka memiliki pilihan mereka sendiri jangan sampe kita menghina jangan sampe kita mencaci perbedan tersebut itu adalah hak setiap orang untuk memiliki perbedaan pilihan dalam menentukan siapa yang akan memimpin mereka di negri ini.
Jadi teman-teman generasi Z dan para generasi melenial dan para pemilih pemula sekali lagi saya katakan kita jalani pesta demokrasi ini pemilihan presiden dan wakil presiden ini dengan kritis dan juga santun. Namun, sangat di sayangkan realitanya bawah masih banyak para kaum muda yang harus di telusri karena lebih memilih golput pada pemilihan 2024 ini.
Lalu yang menjadi pertanyaan mereka kenapa anak muda harus m-elag politik? Kenapa anak muda harus tahu siapa yang akan dia pilih padahal ternyata masih banyak sekali anak muda yang belum tahu akan memilih siapa. Lalu apa pentingnya? Jadi perlu kita ketahui yang pertama bawah anak muda itu adalah pemilih masa depan bangsa,bawah politik akan menentukan arah kebijakan jadi itu sudah menjadi hal yang pasti sebuah keniscayaan oleh karena itu, anak muda harus berani mengambil sikap melihat pemimpin yang memiliki rekam jejak baik yang memiliki gagasan yang disuarakan dan memang teruji pemimpin yang mempunyai rekam karya yang bisa dinilai secara objektif.
Kembali lagi terkait Para generasi milenial dan para generasi Z yang golput merupakan sebuah isu yang perlu dipertimbangkan dalam pemilu 2024. Salah satu contohnya ialah pada pemilu 2019, bersumber dari data (https: data Indonesia.id) bawah sumber Golput atau tidak memilih dalam pemilu menjadi salah satu catatan bagi penyelengaran pemilu pada 2019 berdasarkan (https://WWW.kpu.go.id) terdapat 34,75 juta orang atau 18,02% dari daftar pemilih tetap tidak menggunakan hak pilihnya diperkirakan golput tersebut tercatat turun sebesar 40,69% di banding golput tahun 2014 sebesar 58,61 juta orang atau sekitar 30,22% dari keseluruhan pemilik meski berada di titik terendah memilih untuk tidak memilih golput dinilai berbagai kalangan dapat menurunkan kualitas pemilu, lalu saya sebagai generasi muda khususnya (Gen Z) berpendapat bawah sebagai salah satu warga negara indonesia yang aktif,saya harus melaksanakan kewajiban saya sebagai warga negara indonesia dalam menggunakan hak piilih saya dengan berdasarkan dua konsep tadi,yakni jadilah pemilih kritis dan santun dan ikut aktif berpartisipasi, dalam proses demokratis dengan satu suara saya dan masyarakat indonesia khususnya para generasi milenial dan generasi Z dapat  menentukan arah Negara Republik Indonesia yang lebih baik. pada pemilu 2024 mendatang 65% dari total calon pemilih tercatat berusia 17 sampai 39 tahun oleh karena itu,untuk mencegah turunya partisipasi pemilih tersebut dibutuhkan isu yang menjadi perhatian utama anak muda di usia-usia tersebut mereka banyak memberikan perhatian pada isu misalnya isu kesehatan terkait BPJS dapat diketahui bahwa generasi milenial dan generasi Z dianggap cenderung lebih suka berutang dibandingkan dengan generasi lain Hal ini dapat berpengaruh pada keputusan penggunaan BPJS Kesehatan, karena penggunaan asuransi kesehatan biasanya tergantung pada kemampuan pembiayaan.
Generasi milenial dan generasi Z juga dianggap cenderung lebih suka menggunakan layanan kesehatan mental, yang seringkali membutuhkan biaya yang lebih tinggi Namun, masalah kesehatan mental masih dikenakan keterbatasan biaya, yang dapat menjadi penghambat akses ke layanan.
Isu perubahan iklim, Pendapat kaum generasi milenial dan generasi Z terkait perubahan iklim adalah bahwa mereka merasa cemas, marah, dan bersalah dengan dampak perubahan iklim, yang lebih besar dibandingkan generasi lain seperti Gen-X Generasi milenial dan generasi Z juga merasa bertanggung jawab terhadap perubahan iklim dan siap membayar lebih untuk produk yang ramah lingkungan.
Mereka memiliki kepedulian yang tinggi terhadap isu krisis atau perubahan iklim, yang disebabkan oleh ulah manusia, dan menganggap penggundulan hutan, sektor industri, penggunaan plastik, dan sektor industri penebangan hutan sebagai faktor yang paling berpengaruh sebagai penyumbang terbesar perubahan atau krisis iklim
Mereka juga merasa bahwa pemerintah harus berbuat lebih banyak untuk mengatasi perubahan iklim. Kemudian juga isu korupsi Pendapat kaum generasi milenial dan generasi Z terkait isu korupsi adalah bahwa mereka merasa cemas dan marah dengan dampak korupsi, yang lebih besar dibandingkan generasi lain seperti Gen-X. Â Mereka merasa bertanggung jawab terhadap korupsi sebagai suatu fenomena dan ingin membantu menghadapi masalah korupsi melalui aktivisme dan keterlibatan lebih tinggi.
Generasi milenial dan generasi Z juga merasa bahwa korupsi semakin politis dan legal, yang membuat korupsi semakin sulit dikenali dan perlakuan. Mereka merasa bahwa generasi muda harus aktif memerangi praktik korupsi karena merekalah yang paling terdampak korupsi, generasi milenial dan generasi Z juga merasa bahwa pemerintah harus berbuat lebih banyak untuk mengatasi korupsi.
Isu terkait hak asasi manusia (HAM) bawah Pendapat generasi milenial dan generasi Z terhadap hak asasi manusia, khususnya dalam konteks toleransi, kebinekaan, dan kebebasan beragama di Indonesia, menunjukkan sikap yang positif dan mendukung inklusivitas inklusivitas dan Interaksi Beragam.
Mayoritas responden dari generasi Z dan milenial merasa nyaman berhubungan dan berteman dengan orang yang berbeda agama, baik dalam lingkungan pendidikan maupun pekerjaan. Mereka juga tidak setuju dengan pemisahan tempat tinggal berdasarkan kelompok agama dan melaporkan tidak adanya perumahan yang melakukan pemisahan berdasarkan agama penghuninya di daerah mereka. Pendidikan dan Pemisahan Berdasarkan Agama: Meskipun ada sikap positif terhadap inklusivitas, masih banyak responden yang bersifat eksklusif dalam beragama dan berinteraksi dengan orang-orang yang berpaham keagamaan yang lain.
Hal ini menunjukkan pentingnya upaya untuk mendorong generasi milenial dan generasi Z bersikap inklusif dan dapat berperan aktif mewujudkan inklusivitas dalam masyarakat. Selain dari isu yang dijelaskan masih banyak isu-isu yang membuat para kaum muda banyak berpendapat terkait hal tersebut. tingginya angka pemilh muda pada pemilu 2024 sebesar 60% dari total pemilih Generasi milenial dan generasi Z memiliki peran krusial dalam pemilu 2024, dan pada pemilu ini, jumlah pemilih pemula yang didominasi generasi Z dan milenial mencapai lebih dari 30% dalam skala nasional Menggunakan hak pilih dalam pemilu di Indonesia adalah pilihan, bukan kewajiban.
Memutuskan untuk golput atau melewatkan kesempatan untuk menyumbangkan suara saat pemilu sangat disayangkan, karena satu suara menentukan sekali bagaimana nasib bangsa lima tahun ke depan Generasi milenial dan generasi Z harus tidak golput dan memakai hak pilih dengan benar sesuai nurani. Rangkaian rubik bertuliskan “Gen Z anti golput” menandai ajakan bagi generasi muda untuk menggunakan hak pilihnya dalam pemungutan suara Pemilihan Umum 2024 Golput (golongan putih) merupakan istilah yang biasa digunakan untuk mendefinisikan seseorang yang tidak menggunakan hak suaranya dalam pemilu, dan golput tidak akan membantu pembangunan negara, menunjukkan bahwa negara kita tidak sepenuhnya menerapkan prinsip-prinsip demokrasi.
Untuk mengatasi golput, perlu ada beberapa langkah, seperti meningkatkan pengenalan masyarakat dengan kandidat, memperjelas informasi tentang kandidat, dan memperkenalkan prinsip-prinsip demokrasi kepada masyarakat Generasi milenial dan generasi Z harus tidak golput dan memakai hak pilih dengan benar sesuai nurani, sebagai bagian dari peran penting mereka dalam pemilu 2024.
Selain itu, cara agar para generasi milenial dan generasi Z (Gen Z) dapat mengatasi golput dalam pemilu 2024 meliputi berbagai langkah, seperti:
- Persiapan diri dan cek DPT: Generasi milenial dan generasi Z perlu melakukan persiapan diri seperti cek data diri pada daftar pemilih tetap (DPT) agar nama pemilih yang akan menyumbangkan suara pada pemilu sesuai dengan keadaan yang ada
- Melakukan cross-check informasi: Saat calon pemimpin telah terpublikasikan, muda harus mencari informasi tentang calon pemimpin melalui media sosial dan internet, lakukan cross-check untuk mengetahui validitasnya sehingga informasi dapat dipertanggungjawabkan
- Identifikasi visi-misi calon pemimpin: Generasi milenial dan generasi Z harus melihat visi-misi calon pemimpin untuk memilih calon yang sesuai dengan keinginan dan harapan mereka
- Mengidentifikasi prinsip-prinsip demokrasi: Generasi milenial dan generasi Z harus mengetahui prinsip-prinsip demokrasi, seperti langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil, agar dapat memilih calon yang sesuai dengan asas-asas demokrasi
- Menggunakan teknologi digital: Generasi milenial dan generasi Z harus menggunakan teknologi digital, seperti smartphone, laptop, dan media sosial, untuk mengakses informasi politik dengan mudah
- Mengikuti perilaku positif: Generasi milenial dan generasi Z harus mengikuti perilaku positif, seperti tidak golput, memilih pemimpin yang kapabel, aspiratif, dan akomodatif, serta berpartisipasi pada pemilu dengan real
- Mengikuti aktivitas politik: Generasi milenial dan generasi Z harus mengikuti aktivitas politik, seperti mengikuti pembukaan kampanye, mengikuti acara politik, dan mengikuti perilaku calon pemimpin
- Mengikuti pengumuman pemilu: Generasi milenial dan generasi Z harus mengikuti pengumuman pemilu, seperti pengumuman pembukaan kampanye, pengumuman tanda pengenalan calon pemimpin, dan pengumuman hari pemilu
- Mengikuti acara pemilu: Generasi milenial dan generasi Z harus mengikuti acara pemilu, seperti pembukaan kampanye, pengumuman tanda pengenalan calon pemimpin, dan pengumuman hari pemilu
- Mengikuti informasi pemilu: Generasi milenial dan generasi Z harus mengikuti informasi pemilu, seperti informasi tentang kandidat, informasi tentang tindak lanjut pemilu, dan informasi tentang perilaku yang diharapkan pada hari pemilu.
Dengan melakukan langkah-langkah ini, generasi milenial dan generasi Z dapat mengatasi golput dalam pemilu 2024 dan membantu membentuk opini publik yang positif dan berkontribusi pada perkembangan negara.
Untuk generasi milenial dan generasi Z, pesan penting untuk Pemilu 2024 adalah pentingnya partisipasi aktif dan pemahaman yang mendalam tentang proses politik. Berikut adalah beberapa poin penting yang dapat menjadi manfaat khususnya bagi kedua generasi ini:
- Pentingnya Partisipasi Aktif: Generasi milenial dan Z memiliki potensi besar untuk membawa perubahan positif dalam politik Indonesia. Mereka harus memanfaatkan keterampilan teknologi mereka, untuk menggalang dukungan politik, menyebarkan informasi, dan memobilisasi pemilih. Partisipasi aktif mereka dalam pemilu tidak hanya penting untuk memilih pemimpin yang tepat, tetapi juga untuk membentuk arah politik masa depan
- Pendidikan Politik: Meskipun generasi milenial dan Z memiliki kecakapan teknologi yang luar biasa, penting juga untuk memastikan bahwa mereka memiliki akses yang sama terhadap pendidikan politik. Pendidikan politik akan membantu mereka memahami proses demokratis, kebijakan publik, dan pentingnya partisipasi dalam proses politik
- Pentingnya Isu-Isu Sosial dan Lingkungan: Generasi ini cenderung peduli terhadap isu-isu sosial dan lingkungan. Mereka harus menggunakan kesadaran ini untuk mempengaruhi agenda politik dan memastikan bahwa isu-isu penting ini diperhatikan dalam kebijakan pemerintah
- Peran dalam Proses Politik Konvensional: Selain menggunakan media sosial, generasi milenial dan Z juga disarankan untuk terlibat secara langsung dalam proses politik konvensional. Ini termasuk memilih, menjadi anggota partai politik, atau bahkan menjadi kandidat. Partisipasi langsung ini akan membantu mereka memengaruhi kebijakan dan arah politik negara
- Pentingnya Keterampilan Kepemimpinan: Untuk mewujudkan potensi generasi milenial dan Z dalam mengubah wajah politik, mereka perlu terus meningkatkan keterampilan kepemimpinan mereka. Keterampilan ini tidak hanya penting dalam konteks politik, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari
- Pentingnya Teknologi dalam Partisipasi Politik: Media sosial, khususnya TikTok, telah menjadi area komunikasi yang penting bagi generasi milenial dan Z. Mereka harus memanfaatkan platform ini untuk menyebarkan informasi, menyampaikan pendapat, dan mendorong partisipasi pemilih
Dengan memahami dan menerapkan poin-poin di atas, generasi milenial dan generasi Z dapat memainkan peran yang signifikan dalam Pemilu 2024 dan membentuk masa depan politik Indonesia.***
Penulis adalah Mahasiswi FKIP – Universitas Katholik Indonesia St.Paulus Ruteng
