LABUAN BAJO | insideflores.id –
Masifnya perburuan liar yang terjadi di kawasan Taman Nasional Komodo (TNK), pihak Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) libatkan 30 warga Kampung Komodo dan Papagarang untuk membantu menjaga wilayah tersebut, Rabu (16/11/3022).

BACA JUGA: Berbagai Persoalan Kerap Terjadi di Kota Pariwisata Labuan Bajo

Keterlibatan warga sekitar kawasan dirasa sangat membantu menjaga kawasan, karena itu pihaknya merekrut 30 orang pemuda sekitar dan diharapkan dapat membantu BTNK dalam menjaga wilayah TN Komodo dari perburuan liar.

Seekor Rusa sedang berteduh di bawah pohon, di Pulau Rinca (Kawasan TNK) (foto/Milano)

“Peran masyarakat sangat membantu sekali. Seperti patroli gabungan atau patroli mitra. Salah satu contoh selama ini, bila terjadi kebakaran, pasti masyarakat sekitar yang lebih dulu padamkan api,” tutur Eman, staf Balai Taman Nasional Komodo saat ditemui media di Pulau Padar.

BACA JUGA: Komitmen Terhadap Pemberdayaan Warga di Kawasan TNK, PT Flobamor dan BTNK Gelar Pelatihan Naturalis Guide

Selama ini menurutnya, perburuan liar sangat masif. Untuk melancarkan aksinya biasanya para pemburu berpura-pura menjadi nelayan. Aksi mereka sering terjadi di Pulau komodo, dikarenakan pulaunya berbatasan dengan perairan provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

“Biasanya mereka datang dari Sape, dengan target berburu hewan rusa yang berada di sekitar kawasan TNK terutama di Pulau Komodo,” lanjut Eman.

BACA JUGA: Masyarakat Pulau Komodo, Travel Agent dan PT Flobamor Bermitra

Eman juga menyebut, kurangnya personel selama ini menjadi kendala tersebdiri. Sehingga untuk menempati pos penjagaan tidak maksimal.

“Kendala selama ini jumlah personel. Setiap pos ada jangkauan penjagaan dengan total ada 13 pos. Anggota lapangan 60 lebih. Ada jadwalnya, seminggu satu kali turun 2 kali patroli,” sebutnya.

Karena itu untuk membantu meningkatkan pengawasan kawasan, pihak BTNK pernah melibatkan masyarakat untuk secara bersama sama menjaga perairan TN Komodo khususnya dari tindakan perburuan liar dan ilegal fishing.

“Sebelumnya ada pelatihan kepada masyarakat. Biasanya orang pos di kampung sering pemberdayaan masyarakat. Hanya memang kadang ada yang ikut ada yang tidak. Kalau SDM (masyarakat) masih rendah. Masalah lain ialah sampah, kita sering sosialisasi tapi masih juga ada yang ikut ada yang tidak. Kalau kita ke kampung itu masih banyak sampah berserakan,” ujarnya.

Ia berharap, kegiatan pelatihan naturalist guide yang melibatkan 30 warga Kampung Komodo dan Papagarang mampu membantu BTNK dalam menjaga wilayah TN Komodo dari perburuan liar. Selain itu, keterlibatan warga asli Kampung Komodo ini diharapkan mampu menjadi pelopor bagi warga lainnya untuk lebih peduli dengan Taman Nasional Komodo. (MKJ**)