LABUAN BAJO | Insideflores.id |
Saat ini infrastruktur jalan penghubung beberapa Desa padat penduduk di Kecamatan Ndoso, Kabupaten Manggarai Barat, rusak parah.

Persisnya mulai dari cabang Sepa, Desa Ndoso, Desa Wae Buka, Desa Lumut, Desa Tehong hingga Waning, Desa Waning.

Titik kerusakannya terdapat di sekitar kampung Raja, Desa Wae Buka. Panjang lintasannya kurang lebih 500 meter menuju kampung Rewas, Desa Lumut.

BACA JUGA: Geliat Pertanian Hortikultura Bersama Kelompok Petani Horti Boleng

Di titik ini, kendaraan roda empat dan roda sulit berlalulintas normal, karena badan jalan berlumpur licin ketika hujan. Kondisi ini  menghambat mobilitas warga setempat dan pengguna jalan umumnya.

“Pada musim hujan seperti ini tunggu kering satu minggu baru bisa lewat,” kata Daniel Dandur, warga Desa Wae Buka.

Dia jelaskan, pada tahun 2021, ruas jalan ini diperlebar/digusur, namun hingga kini belum ada peningkatan.

BACA JUGA: Jalan Rusak Parah, Warga Dua Dusun di Macang Pacar Terisolasi

“Jalan dari dusun Raja menuju kampung Rewas, Desa Lumut titik kerusakan parahnya di Kampung pa’ang dan Rewas.  Penggusuran/ pelebarannya dikerjakan pada tahun 2021. Di titik ini sama sekali belum pernah diaspalkan,” ujarnya.

Ia menambahkan, ruas jalan ini merupakan salah satu ruas jalan di Kecamatan Ndoso, yang
menghubungkan wilayah 4 Desa dengan 6 anak kampung padat penduduk yakni; Desa Wae Buka  (kampung Metang dan Raja, Desa Lumut (kampung Rewas, Kolong dan Lumut), Desa Tehong (kampung Kalo) hingga Waning, Desa Waning.

Sebuah mobil angkutan pedesaan diderek warga, agar bisa melintas di jalan yang rusak parah.

Ruas jalan mulai dari cabang Sepa, Desa Ndoso itu pernah diaspalkan pada tahun 2018. Pengaspalannya dikerjakan mulai dari kampung Raja, Dusun Raja, Desa Wae Buka menuju kampung Rewas, Desa Lumut. Namun sejak tahun 2020 hingga sekarang kondisinya sudah rusak parah.

“Aspalnya hanya kurang lebih 10 Km dari kampung Raja menuju  kampung Rewas, itupun belum tembus sampai kampung Rewas. Sementara jalan dari kampung Rewas menuju Desa Waning yang melewati dua kampung Metang dan Kalo sama sekali belum pernah diaspalkan,” ungkapnya.

Warga setempat sangat menderita akibat jalan rusak itu.

“Kami jalan kaki dan harus memikul beban hasil bumi dari kampung Metang menuju Waning jalur jalan raya terdekat dari kampung Metang dan kampung Kalo kurang lebih 10 Km. Untuk jalan dari arah Waning sampai Metang tidak bisa dilewati oleh kendaraan, meski jembatannya ada,” kata Daniel.

Kondisi yang sama juga terjadi tahun 2021 saat pengerjaan jaringan listrik PLN dari kampung Waning menuju kampung Metang Desa Wae Buka. Warga dari beberapa kampung yang dilalui jaringan listrik ikut bergotong royong memikul tiang listrik karena tidak bisa dilintasi kendaraan PLN.

Aspirasi warga ke DPRD

Saat ini, warga setempat sehati-sesuara memohon perhatian serius pemerintah melalui mulut para anggota DPRD Dapil II agar memperbaiki ruas jalan tersebut.

“Halo para anggota Dewan Manggarai Barat yang terhormat khusunya dari Dapil II, tidakkah Saudara berencana untuk melaksanakan reses atau menggali aspirasi masyarakat Desa Wae Buka, khusunya kampung Metang ?
Atau mungkinkah Saudara takut dengan medan jalan seperti tampak pada foto di bawah ini ??? Tidakkah Saudara punya rasa iba melihat kondisi jalan kami ini ???

Ingat !!! Sebentar lagi Pemilu 2024 akan dilaksanakan. Apakah saudara tidak membutuhkan suara dari masyarakat kampung Metang untuk memenangkan kontestasi politik menuju kursi Dewan 2024 ??? Coba saudara renungkan”, pesan Daniel Gandur,”  *(Robert Perkasa)