LABUAN BAJO | insideflores.id –
Selain peningkatan SDM dan memperluas jaringan pasar bagi produk ekonomi kreatif para UMKM di Flores, Lembata, Alor, dan Bima (Floratama), Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) terus berupaya menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, salah satunya dengan Sekolah Seniman Pangan (SSP).
Kerja sama tersebut dikukuhkan melalui Penandatanganan Kerja Sama (PKS) di Hotel Puri Sari Beach, Labuan Bajo, Senin, 21/11/2022.
“Kami menyambut baik dan bersyukur sekali bisa bekerja sama dengan teman-teman dari SSP, yang memang kita tahu sejak lama berdedikasi dalam menghasilkan karya yang luar biasa sekali untuk industri kuliner tematik di Indonesia,” tutur Direktur Utama BPOLBF, Shana Fatina.
Pihaknya menyadari, Floratama memiliki banyak sekali produk kuliner lokal dengan kekayaan pangan yang luar biasa. Sehingga melalui PKS tersebut Shana berharap agar kuliner dari pangan lokal di wilayah Floratama dapat dieksplor oleh masyarakat untuk dapat dinikmati wisatawan.
BACA JUGA: Pertumbuhan Ekonomi Sektor Parekraf Terus Didorong Melalui Program Floratama Academy
Shana juga melanjutkan bahwa pihaknya akan terus mendukung agar kuliner dari pangan lokal Floratama dapat menjadi komponen utama dalam kunjungan wisatawan ke wilayah Floratama.
“Produk pangan lokal kita sangat bisa diolah dan ditampilkan secara luas kepada wisatawan pada khususnya dan menjadi daya tarik agar wisatawan ingin kembali lagi ke Flores. Kolaborasi ini akan kita support sehingga lebih banyak experience kuliner yang tidak hanya tentang makan saja tetapi juga memunculkan kekayaan alam yang dimiliki Labuan Bajo Flores dalam bentuk kuliner,” lanjut Shana.
BACA JUGA: Percepat Penanganan Bencana, BNPB Kirim 47 tenda Bagi Korban
Sementara itu, Founder dan Direktur Sekolah Seniman Pangan, Helianti Hilman menyampaikan bahwa kekayaan hayati yang dimiliki Indonesia adalah aset yang berharga, karena tidak dimiliki oleh negara lain.
BACA JUGA: Gempa Cianjur Telan 162 Orang Korban Jiwa
“Sebenarnya tidak ada satupun negara di dunia yang memiliki keanekaragaman hayati seperti Indonesia dan itu adalah aset namun sering terlupakan,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan bahwa produk pangan yang sering terlupakan dan menurut masyarakat biasa-biasa saja ternyata membuat pihaknya berhasil memiliki mitra di 33 negara dari 5 benua di dunia.
“Saat ini kami mendapat mitra di 33 negara dari 5 benua di dunia. Yang hebat bukan ekspor nya, yang hebat adalah produk dari pangan terlupakan nusantara dari pelosok-pelosok bahkan dari suku terluar yang mungkin kita sendiri tidak pernah dengar,” ujar Helianti.
Diketahui, SSP adalah suatu usaha sosial yang bergerak pada pengembangan kewirausahaan di bidang budaya pangan lokal dan penciptaan ekosistem serta jasa agregasi yang dapat memperluas akses pasar bagi produk-produk dari berbagai wilayah dan pelosok Indonesia.
Melalui kewirausahaan desa berbasis pangan lokal, SSP berdiri sejak tahun 2017 dan telah meluncurkan Flagship Program Flores Flavor guna mendukung lahirnya produk pangan artisan lokal asli Flores yang berkualitas dan dapat menjadi bagian dari industri wisata kelas premium. (MKJ**)