LABUAN BAJO, insideflores.id– Program Green House Tanaman Hidroponik Badan Pelaksana Otorita Pariwisata Labuan Bajo-Flores (BPOPLBF) di Desa Golo Bilas Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur mandek. Warga ramai-ramai kritik BPOPLBF di Media Sosial.
Seorang pengguna media sosial facebook, Kornelis Rahalaka pada Group Demokrasi Mabar mengunggah foto Program Green House Tanaman Hidroponik BPOPLBF di Desa Golo Bilas Kecamatan Komodo yang mulai dikerjakan tahun 2021 lalu. Pada unggahan foto tersebut, Kornelis, “Proyek Hidroponik, salah satu program pariwisata super premium oleh Badan Otorita Pariwisata (BOP) DI Desa Golo Bilas, Labuan Bajo, mubazir”, Tulis Kornelis. Ungahan ini-pun mendapat beragam reaksi pengguna jagat maya.
Akun Yohanes Jon menulis komentar “Ada banyak modus utk melakukan korupsi di negeri ini, dilain pihak lembaga pengawas kurang peduli malah bisa jadi “bersekongkol” lalu bagi-bagi hasil korupsi”
Sementara itu akun Vinsensius Ugut berkomentar “Pembangunan kecil ini saja tidak tuntas apa lagi yang besar jangan banyak ambisi BOP. Pikir baik baik kemampuanmu atau mungkin pendukungmu sudah tertangkap lagi”
Komentar lainnya dituliskan akun Amirudin Andi “ Siapa bilang itu mubazir. Jangan salah aham pak, itu kedepannya buat kandang sapi,buat sarang burung Bapak kalau omong teliti dulu pak, itu lihat ada sapi, Itu namanya program HPJP Hidroponik janga panjang Berkesinambungan, bersinergi,pokonya ber ber kat ta pak, pokonya ada gunanya”
Pengguna media social facebook dalam unggahan itu juga mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK segera memeriksa penggunaan uang negara oleh BPOPLBF. Lembaga dibawah kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini dinilai gagal menggunakan anggaran pada kegiatan pariwisata di Labuan Bajo.
Badan Pelaksana Otorita Pariwisata Labuan Bajo-Flores (BPOPLBF), Shana Fatina melalui Pesan WhatsApp menjelaskan faslitas hidroponik sudah diserahkan kepada pengelola, karang taruna di desa.
Terkait dengan mandeknya program ini Shana mengatakan dari 37 orang yang dilatih BPOPLBF pada April tahun lalu, hanya sebagian yang mau melanjutkan dalam program dengan alasan pilkades. Namun Shana memastikan fasilitas yang dibangun akan kembali dimanfaatkan dan menganti pengelola yang diniali serius usaha hidropinik. Menurut Shana dari 3 orang dari 37 orang yang pernah dilatih, memiliki niat untuk melanjutkan program.
“Oke. Jadi gini, Peralatan hidroponiknya udah diserahkan ke desa. Pengelolany karang taruna. Dari 37 yang kt latih, yg mau lanjut cuma sebagian. Tp karena lg pilkades, mrk tunggu sl. Krn kadesnya yg lama dan calon kades lainnya lg bertarung pilkades. Intinya, alat2 tsb akan dimanfaatkan kembali, krn akan ganti pengelola. Yg memang serius mau usaha hidroponik. Ada dr mrk jg. Dr 37 org itu ada 3 org yg niat lanjutin” Jelas Shana melalui pesan WhatsApp. **