LABUAN BAJO | Insideflores.id | Dukalara sebatang kara. Sedih bercampur perih menerpa seorang ibu rumah tangga, Lila Jeminta. Gita cintanya dengan suami Martinus Jeminta pupus ditelan dunia yang kejam. Nyawa suami tercinta melayang dalam genggaman tangan-tangan jahat di kota Labuan Bajo.

Hatinya hancur berkeping-keping. Tidak bisa berbuat apa-apa.

Di tengah puing-puing kehancuran nan perih itu, Ibu Lila Jeminta hanya meminta satu hal : Keadilan !Hukuman harus setimpal dengan tindak kejahatan para pelaku penganiayaan yang menyebabkan suaminya meninggal dunia.

BACA JUGA: Hendak Lerai Tawuran Pemuda Asal Manggarai Timur Tewas Dikeroyok

“Saya tidak bisa berkata apa-apa. Saya hanya minta keadilan”, tulis Ibu dua anak ini mengungkap kesedihannya ketika dikonfirmasi Media via messenger , Selasa (4/10/2022) petang.

Tak kuasa menahan perih. Ibu Lila Jeminta juga mengunggah foto para pelaku penganiayaan terhadap suaminya melalui akun media sosial (facebook), Selasa (4/10/2022) siang.

Dalam postingannya, ia mengemukakan kepedihan hati yang dirasakannya.

BACA JUGA: Pelaku Tawuran yang Menewaskan Seorang Pemuda di Labuan Bajo Akhirnya Ditangkap

“Mataku tak pernah berhenti untuk menetes air mata…bahkan TDK percaya..seakan ini hanya mimpi…
😭😭😭😭💔💔💔💔Hati hancur, badan terasa remuk…
Bahkan aku TDK tau apa yg dirasakan kedua anakku saat ini ..apakah mereka berdua merasakan apa yg aku rasakan .
Krna mrka masih kecil..blm mengerti apa apa..
Mereka TDK tau tentang kematian…
Patam e wada 💔💔💔😭😭😭😭😭

“Kalian boleh duduk dan masih bisa menghirup udara, sedangkan suamiku sudah ada di balik tanah dan dia TIDAK akan  kembali lagi untuk aku dan anaknya..

Di mana hati kalian…di mana perasaan kalian….sedikit aja punya hati.

Biarkan kalian siksa dia..tapi jangan sampe ambil nyawanya…

Kami butuh dia. Keringatnya adalah nafas untuk kami bertiga…😭😭😭

Suamiku bukan binatang…Dia sama seperti kalian..Sama-sama manusia…Tapi dia punya hati..

Dia hanya pasrah untuk terima segala kejagoan dan ksatriaan kalian..

Dia tahu dirinya makhluk lemah..dan dia tahu juga kalian adalah orang yang paling kuat bisa mencabut nyawanya..

Cuman kalian yang bisa…
Tuhannya ada pada kalian yang serakah..bisa mengambil dia kapan saja😭😭😭😭🙏🙏🙏🙏
Tuhan sembeng hia”, tulis Lila Jeminta sangat sedih.

Almarhum Martinus Jeminta meninggalkan seorang istri, Lila Jeminta dan dua anaknya yang masih balita. Anak sulung berusia 4 tahun dan anak kedua berumur 1,5 tahun.

Korban dikeroyok di Waterfront Labuan Bajo

Martinus Jeminta (28) penjual kopi (pedagang kaki lima) dikeroyok oleh sekelompok pemuda di Water Front Labuan Bajo, Sabtu malam atau Minggu (2/10/2022) dini hari pukul 02.00 Wita.

Akibatnya, korban menderita luka serius pada bagian wajah dan kepala.

Korban dilarikan ke RSUD Komodo guna mendapatkan perawatan intensif. Namun nyawanya tidak tertolong. Beberapa jam kemudian, korban dikabarkan meninggal dunia di RSUD Komodo, Minggu (2/10) malam sekira pukul 20.42 Wita.

Kronologi kejadian

Martinus Jeminta (28) berasal dari Desa Nanga Labang, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur.

Pemuda yang akrap disapa “Om Cilok” berprofesi sebagai pedagang kaki lima yang saban hari menjual minuman kopi di kawasan Waterfront City Marina Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat.

Yosi, selaku rekan almarhum yang tergabung dalam paguyuban Pedagang Kaki Lima (PPKL) Labuan Bajo mengisahkan kronologi kejadian tersebut.

Sekitar pukul 02.00 Wita dini hari, korban bersama Yossy dan beberapa pedagang lainnya mulai berkemas barang dagangan  mereka, hendak pulang.

Saat itu korban sedang menyapu areal tempatnya jualannya.  Kepada sesama PKL, korban sempat bercanda bahwa dirinya cocok jadi petugas cleaning servis Waterfront, karena rajin membersihkan tempat jualan sebelum pulang.

“Saat mengemas barang, tiba tiba bagian selatan terdengar suara anak remaja tawuran. Saling lempar batu dan botol kaca. Saya sempat melarang korban untuk tidak mendekati dan melanjutkan mengemas barang, tetapi korban tetap mendekat,” tutur Yosi.

Yosi kaget ketika seorang ibu berteriak, “Om Cilok.. Om Cilok.. kena pukul !” teriak sang ibu.

“Berawal dari tawuran antar-kelompok pemuda. Awalnya korban hendak melerai tawuran.
Namun malah dirinya yang dikeroyok balik. Kepala dan mukanya berdarah hingga tidak sadarkan diri. Korban pun langsung dilarikan ke RSUD Merombok ,” tutur Yosi.

8 pelaku diringkus polisi

Tim Jatanras Polres Manggarai Barat (Mabar) yang dipimpin Aipda Marianus Demon Hada, S.Sos bergerak cepat meringkus 8 orang terduga pelaku tindak pidana penganiayaan tersebut.

Para terduga pelaku ditangkap di seputaran Kampung Air, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Minggu (2/10/2022) malam.

Kapolres Manggarai Barat, AKBP Felli Hermanto, S.I.K., M.Si melalui Kasat Reskrim AKP Ridwan, SH menyebut 2 orang di antara kedelapan terduga pelaku sudah diamankan di ruang tahanan Polres Mabar.

“Kita sudah tahan 2 orang, sebagai pelaku utama penganiayaan, sedangkan 6 orang lainnya masih dilakukan pengembangan untuk mengungkap pelaku lain,” kata AKP Ridwan saat dikonfirmasi, Senin (3/10/2022) pagi wita.

Ia juga menyebut dua terduga pelaku  utama yang telah diamankan itu berinisial MGA (20)  dan F (18) alamat Labuan Bajo.

AKP Ridwan menambahkan, Polri dalam hal ini Polres Mabar bekerja secara profesional untuk menuntaskan kasus ini. *(Robert Perkasa).