LABUAN BAJO | Insideflores.id |
Kondisi kekurangan air bersih yang terjadi di Pulau Komodo, Kabupaten Manggarai Barat menjadi perhatian khusus PT Flobamor saat ini.

Hal itu menjadi tantangan sendiri bagi pihak Flobamor, ditengah melakukan upaya pemberdayaan masyarakat setempat.

BACA JUGA: Ruang Ganti Wisatawan Cunca Rami Ambruk Rata Tanah

Direktur Operasional PT Flobamor Abner Esau Runpah Ataupah mengatakan, ditengah gencarnya melakukan upaya pemberdayaan, masyarakat Pulau Komodo, masyarakatnya memiliki permintaan sendiri agar di Pulau tersebut disediakan sumur Bor.

“Kita tau bersama Pulau Komodo memang akses air bersihnya sangat kurang. Makanya warga menyampaikan permintaan tersebut melalui Naturalist Guide kita yang ada di lapangan” Ujar Runpah, Senin (27/02).

BACA JUGA: Diguncang Badai, 5 Rumah Rata Tanah dan 2 Kapal Wisata Karam

Namun Runpah menjelaskan bahwa untuk sumur Bor tersebut, nanti dimasukkan dalam Rencana Kerja Tahunan (RKT) tahun 2023. PT Flobamor bersama Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) telah merencanakan pembangunan beberapa sarana prasarana yang dapat digunakan untuk mendukung keperluan masyarakat.

“Untuk sumur bor secara spesifik belum di rencanakan, tapi di dalam RKT 2023 yang akan di tanda tangani oleh direktur Flobamor dan kepala BTNK memuat rencana pembangunan beberapa sarana prasarana,” ungkapnya.

BACA JUGA: Polres Mabar Ringkus 11 Terduga Pelaku Penganiayaan

Terkait adanya permintaan Sumur Bor ini, lebih jauh Runpah menjelaskan bahwa pihaknya tentu akan berusaha mengakomodir permintaan warga masyarakat, namun hal ini tentu akan terlebih dahulu disesuaikan dengan kondisi di lapangan.

“Nanti jika dilihat dan dinilai sumur bor merupakan salah satu yang urgent untuk diadakan maka akan diadakan sumur bor tergantung kebutuhan di lapangan, karena memang secara umum, sarpras yang bersifat urgent akan di bangun di tahun 2023,” tuturnya.

Untuk pembangunan sejumlah Sarpras yang bersifat urgent, merupakan salah satu bagian dari komitment PT Flobamor terhadap pemberdayaan masyarakat yang ada di kawasan TNK.

“Lagi-lagi saya tegaskan program yang dilakukan PT Flobamor bukan hanya fokus pada sejumlah destinasi yang ada di Kawasan TNK tapi juga kepada masyarakat,” lanjutnya.

Sebelumnya, PT Flobamor juga berencana melakukan program pemberdayaan masyarakat yang tergabung dalam kelompok-kelompok.

“Selama ini ada sejumlah kelompok yang sudah dibentuk oleh BTNK. Kelompok-kelompok ini nantinya akan tetap kita jaga dan yang pasti tetap berkoordinasi dengan BTNK,” jelas Runpah.

Untuk kelompok tani, pihak PT Flobamor akan menyiapkan bibit untuk ditanam. Bibit itu terdiri dari bibit sayur, bibit lombok dan tomat.

“Kita juga akan beri pelatihan-pelatihan kepada para petani yang ada di dalam kelompok tani sehingga ketika sayur, lombok dan tomat itu dipanen hasilnya sangat memuaskan. Begitu juga dengan kelompok-kelompok yang lain,” jelasnya.

Hal yang dilakukan oleh PT Flobamor bukan saja sampai pada pelatihan kepada petani. PT Flobamor juga kata dia, akan membeli hasil panen sayur, lombok dan tomat pada petani.

“Jadi sistemnya nanti, kita yang beri Bibitnya dan hasilnya kita yang akan beli. Sehingga masyarakat tidak susah-sudah untuk menjualnya. Karena pegawai kita ada yang tinggal di sini (Loh Liang), jadi semua kebutuhan sayur, lombok dan tomat itu tidak perlu jauh-jauh beli di Labuan Bajo. Karena di Desa Komodo itu ada,” ujarnya.

Dirinya berharap, dengan program-program yang akan diberikan PT Flobamor, masyarakat turut mendapatkan hasil yang memuaskan di sejumlah sektor, bukan saja pada Pariwisata tapi juga pada pertanian. (MKJ***)