INSIDE.FLORES.ID | LABUAN BAJO – Sejumlah guru yang tergabung dalam tim Guru pengembang buku digital pendidikan lingkungan di Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) melakukan observasi sekolah di tiga desa yang masuk kawasan Taman Nasional Komodo (TNK).
Ketiga pulau yang masuk kawasan TNK tersebut yakni Pulau Messah, Pulau Papagarang dan Pulau Komodo dikunjungi pada Minggu, 25 Februari 2024.
Observasi ini dilakukan oleh para guru yang terlibat dalam pengembangan buku digital Manggarai Barat. Tujuan dari observasi ini adalah untuk mengumpulkan informasi langsung mengenai permasalahan lingkungan yang relevan untuk dimasukkan dalam konten buku digital tersebut, terutama berkaitan dengan Taman Nasional Komodo.
Para guru mendapat kesempatan untuk menyaksikan secara langsung bagaimana penduduk Pulau Komodo hidup berdampingan dengan hewan ikonik daerah tersebut, yaitu Komodo. Diketahui bahwa jumlah Komodo di Pulau Komodo mencapai sekitar 1500 ekor. Selama kunjungan tersebut, para guru juga menerima informasi penting bagi pengunjung Pulau Komodo, khususnya dalam hal menjaga lingkungan dan keamanan saat berinteraksi dengan Komodo.
Beberapa aturan yang harus dipatuhi antara lain adalah menjaga kebersihan, tidak merokok, tidak melakukan gerakan yang mengganggu Komodo, tetap berada dalam grup, serta tidak menyentuh Komodo karena sifatnya yang agresif.
Dengan memperoleh informasi yang berharga ini, diharapkan para guru dapat menghasilkan konten buku digital yang kontekstual sesuai dengan hasil observasi dan pengamatan mereka. Informasi-informasi tersebut diharapkan dapat disampaikan kepada pembaca buku digital Manggarai Barat secara jelas dan informatif, sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran akan pentingnya menjaga ekosistem Taman Nasional Komodo.
Kabupaten Manggarai Barat telah mengalami perubahan revolusioner dalam pendidikan melalui pengembangan buku digital pendidikan lingkungan pada Proyek SDGs Buku Digital Pendidikan Lingkungan yang dipelopori oleh para guru sebagai bagian dari tim pengembang bersama Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Kab. Manggarai Barat.
Proyek inovatif ini, di bawah naungan Indonesian Education Promoting Foundation (IEPF) yang didukung oleh Japan International Cooperation Agency (JICA), telah mengubah paradigma pembelajaran di wilayah ini.
Para guru yang tergabung dalam tim pengembang buku digital pendidikan lingkungan di Kab. Manggarai Barat ini menampilkan peran yang krusial dalam upaya mengadaptasi kurikulum pendidikan dengan teknologi mutakhir.
Lebih lanjut pada hari sebelumnya, Sabtu, 24 Februari 2024, melalui diskusi di SDI Nggorang dengan ahli yaitu, Prof. Shinichi Tajiri dari Universitas Mejiro, Tokyo dan Ms. Yuko Ishibashi, yang merupakan wakil manajer proyek IEPF, para guru mengutarakan bahwa melalui kolaborasi yang erat antar-guru, mereka berhasil menghasilkan materi-materi ajar yang interaktif dan relevan dengan isu-isu lingkungan terkini di Kab. Manggarai Barat, terutama terkait pengelolaan sampah di lingkungan terdekat, penghematan air dan pemanfaatan tanah di lingkungan sekitar.
Peran aktif para guru dalam tim pengembang tidak hanya memperkaya materi pembelajaran, tetapi juga memastikan bahwa konten yang disajikan sesuai dengan konteks lokal dan kebutuhan pendidikan di Kab. Manggarai Barat. Hal ini menciptakan kesempatan bagi para siswa untuk belajar sambil menerapkan pembelajaran di lingkungan sekitarnya.
Transformasi pendidikan yang mereka ciptakan bukan hanya mencakup peningkatan kualitas materi pembelajaran, tetapi juga mengubah paradigma belajar mengajar menjadi lebih dinamis dan adaptif terhadap perkembangan zaman.
Keunggulan dari buku digital pendidikan lingkungan ini terletak pada pendekatan yang menarik bagi para pelajar, di mana pembelajar saat ini dekat dengan gawai. Bukan hanya menyajikan informasi secara teoritis, tetapi juga memperlihatkan konsep-konsep lingkungan melalui animasi, video, serta permainan edukatif yang memikat. Hal ini tidak hanya membuat materi pembelajaran lebih menarik, tetapi juga memicu kreativitas serta daya nalar siswa dalam memahami isu-isu lingkungan.
Dalam diskusinya, Prof. Tajiri menyampaikan cara pengembangan buku digital pendidikan lingkungan dan cara meningkatkan skill atau keterampilan mengajar guru dimulai dari satu orang guru yang fokus mengajar di bidangnya lalu membuat lesson plan. Lesson plan ini bisa di-share untuk bisa digunakan oleh guru lain.
Guru-guru lain akan membuat lesson plan lalu dikelompokkan berdasarkan topik, misalnya sampah, air, dan tanah dan diunggah untuk bisa diakses oleh guru-guru lain.
Kepedulian para guru terhadap pendidikan lingkungan ini bukan sekadar memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai keberlanjutan dan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan bagi generasi mendatang. Hal ini dilakukan melalui sosialisasi dan praktek langsung upaya mengurangi jumlah produksi sampah melalui pemilahan sampah di lingkungan sekolah dengan maksud menumbuhkan kepekaan masyarakat sekolah akan pentingnya masalah lingkungan. Melalui upaya sederhana yang dilakukan oleh guru dan siswa di sekolah, mereka memberikan contoh nyata betapa peran guru sangat penting dalam menciptakan perubahan positif dalam dunia pendidikan.
Keterlibatan para guru dalam tim pengembang buku digital ini juga membawa manfaat tidak hanya bagi lingkungan pendidikan, namun juga bagi pribadi masing-masing guru tersebut. Dampak yang dirasakan para guru terutama perubahan sudut pandang mereka terhadap masalah sampah. Wawasan baru terkait hubungan sampah, air, tanah, dan kondisi sosial menyadarkan para guru tentang pentingnya mengajarkan pengelolaan lingkungan yang baik kepada para siswa.
Meskipun dihadapi dengan berbagai tantangan, diharapkan inisiatif yang telah dilakukan oleh para guru tim pengembang ini dapat terus ditingkatkan dan menjadi titik awal menuju perubahan budaya masyarakat Kabupaten Manggarai Barat yang lebih peduli terhadap lingkungan kedepannya. Serta dapat menginspirasi banyak guru untuk terampil dalam menyikapi perubahan zaman melalui pendidikan yang berkualitas.
