INSIDEFLORES- Uskup Ruteng Mgr. Siprianus Hormat bersikap bersikap lunak alias tidak menolak kehadiran proyek Geothermal di Poco Leok, Manggarai dan Wae Sano, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.

Ia bahkan meminta untuk manfaatkan Geotermal jika memberi dampak positif bagi masyarakat.

“Kalau memang Geothermal merupakan kekayaan, “ayo” dimanfaatkan, asalkan memberikan dampak positif bagi masyarakat” kata Uskup Sipri, sebagaimana dikutip dari swarantt.net

Penegasan sikap itu disampaikan Uskup Ruteng Mgr. Siprianus Hormat, Pr., kepada awak media usai menerima Ganjar Pranowo, di istana Keuskupan Ruteng, beberapa waktu lalu.

Ketika ditanya soal dampak lingkungan dari proyek pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu unit 5-6 Poco Leok, Uskup Sipri Hormat tak tegas bersikap.

Ia bahkan menegaskan jika kekayaan energi panas bumi memberikan dampak positif bagi masyarakat banyak silahkan dimanfaatkan.

“Masuk ke hal teknis bukan bagian saya (red, Uskup Sipri Hormat) ya, karena kalau omong tentang itu kan ada ahlinya,” terangnya kepada wartawan.

Menurut Uskup Sipri, hasil kajian para ahli akan menentukan apa yang menjadi keuntungan dan apa yang menjadi kelemahan pengembangan Goethermal.

Sementara Gereja kata Uskup, tidak menampik terhadap sebuah pembangunan, namun masyarakat harus menjadi bagian yang harus diperhatikan.

“Kan kita tidak menampik pembangunan, tetapi masyarakat harus menjadi bagian yang harus diperhatikan. Atau sebagai stakeholder yang betul-betul bukan saja supaya kamu menindas orang di sini, lalu bawa kekayaan keluar,” ucapnya.

Uskup Sipri menegaskan sikap yang sama pada rencana proyek geothermal Wae Sano. Tidak hanya menolak tetapi harus ada ruang untuk duduk bersama.

“Dan itu yang menjadi pola pikir kita kadang-kadang orang Manggarai pokoknya A A, B B. Karena pemerintah ini kan memikirkan banyak hal,” jelas Uskup Sipri Hormat.

Uskup Sipri mengaskan fokus pastoral gereja Katolik Keuskupan Ruteng tahun 2024 adalah ekologi integral. Baginya, ekologi bukan soal tanam menanam. Lebih dari itu, ekologi merupakan perwujud-nyataan iman.

“Ekologi integral harus dinyatakan dengan baik dalam berbagai macam pernyataan-pernyataan kehidupan masyarakat, kata Uskup Sipri.

“Sakramen-sakramen dalam gereja nanti akan difokuskan pada penanaman pohon.” Tegasnya lagi.***

 

Editor : Chelz