LABUAN BAJO | Insideflores.id | Kabar baik bagi para petani. Kini, Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat (Pemkab Mabar) telah menyiapkan Rumah Produksi Olahan Bambu. Karena itu, Pemkab Mabar mewajibkan semua Desa dan Kecamatan untuk gencar menanam pohon bambu sebanyak-banyaknya.
Wakil Bupati Manggarai Barat, dr.Yulianus Weng, M.Kes mewartakan kabar baik ini di hadapan warga masyarakat dan mahasiswa Unika Santu Paulus Ruteng dalam perayaan puncak Hari Air sedunia yang dibingkai dalam Tahun Ekonomi Berkelanjutan yang diprakarsai oleh Gereja Keuskupan Ruteng.
BACA JUGA: Seorang Polisi di Labuan Bajo Ditebas Warga Hingga 2 Jari Putus
Perayaan ini dilanjutkan dengan kegiatan penanaman ribuan anakan pohon bambu di wilayah Stasi Culu, tepatnya di Desa Tondong Belang, Kecamatan Mbeliling, Jumat (17/2/2023) dan di sejumlah Stasi/Desa lain sebelumnya.
Rumah Produksi Olahan Bambu
Wabub Yulianus Weng mengatakan, Pemerintah Manggarai Barat sangat mendukung program Keuskupan Ruteng, yaitu Pastoral Ekonomi Berkelanjutan : Sejahtera, Adil dan Ekologis. Perwujudannya adalah menanam pohon baik di mata air atau di mana saja.
“Kita semua diajak tanam bambu, karena sudah ada pasarnya yang pasti melalui Rumah Produksi Olahan Bambu. Kepada para Camat dan Kepala Desa wajib tanam Bambu”, begitu penegasan Wabub Yulianus Weng.
BACA JUGA: Pelajar SMAK Loyola Tanam Pohon Bersama Warga
“Kita bersyukur program tanam bambu diinisiasi oleh Gereja khususnya Kevikepan Labuan Bajo. Kami patut berterima kasih kepada Romo Vikep dan Romo Beny Jaya yang sangat mendorong kegiatan tanam bambu ini,” ungkapnya.
Hadir dalam kegiatan ini 140 mahasiswa-mahasiswi dari Unika Santu Paulus Ruteng, dipimpin oleh Pembantu Rektor, RD Ino Sutam, Kepala Kevikepan Labuan Bajo, RD. Rickard Mangu dan RD. Beny Jaya serta Camat dan Sekcam Mbeliling, Kepala Desa Tondong Belang serta Tua Golo Culu dan 60-an warga/umat setempat.
Solidaritas ekologis
“Perkuliahan seorang mahasiswa tidak hanya terjadi ruang kelas, tetapi juga dalam kegiatan nyata di masyarakat. Kami pihak Unika bersyukur karena dilibatkan dalam kegiatan ekologis ini,” kata RD Ino Sutam.
Dosen jebolan Perancis ini mengatakan, kehadiran Mahasiswa Unika St. Paulus mau mengungkapkan bahwa tanah Culu dan Bentang Alam Mbeliling tidak hanya milik orang Culu dan orang sekitar Culu, tetapi juga milik Unika St. Paulus.
BACA JUGA: Siswa-Siswi SDK Roe dan SMPN 2 Mbeliling Tanam Pohon Merbau di Desa Cunca Lolos
“Karena itu sebagai bentuk solidaritas ekologis, kami datang ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Kami berharap kebiasaan menanam tidak hanya terjadi hari ini tetapi ke depan kita tak bosan menanam,” lanjutnya.
Ritual adat & Ibadat ekologis
Kegiatan penanaman ribuan anakan pohon bambu diawali dengan ritual adat yang dipandu oleh Tua golo Culu. Dilanjutkan dengan ibadat ekologis yang dipimpin oleh Pastor Paroki Longgo, P. Marsel Barus, SVD.
Koordinator kegiatan, RD. Beny Jaya menyebutkan total anakan bambu yang ditanam sebanyak 2000 koker dan akan ditambah lagi pada kegiatan selanjutnya.
Ia mengucap terima kasih kepada Pemkab Mabar yang telah menjadi orang tua asuh Stasi untuk penanaman bambu dan Dinas terkait yang membawa anakan pohon bambu dari tempat persemaian ke lokasi penanaman.
“Kegiatan penanaman masih berlanjut. Kita berharap agar anakan pohon bambu yang sudah disiapkan, kita tanam habis. Tanam bambu sebanyak-banyaknya. Kita berterima kasih juga kepada Yayasan Lestari Bambu yang telah menyiapkan bibit bambu,” ungkap RD Beny Jaya. *(Robert Perkasa).